Senin, 19 Mei 2014

MEMAHAMI AKUNTANSI SOSIAL



LATAR BELAKANG

Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Menurut pendekatan toeri akuntansi tradisional, perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional focus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat .

Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat semakin menyadari adanya dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksial yang semakin lama semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu masyarakatpun menuntut agar perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya . aksi protes terhadap perusahaan sering dilakukan oleh para karyawan dan buruh dalam rangka menuntut kebujakan upah dan pemberian fasilitas dan kesejahteraan Karena yang berlaku sekarang dirasa kurang mencerminkan keadilan. Aksi yang serupa juga tidak jarang dilakukan oleh pihak masyarakat ,baik masyarakat sebgai konsumen maupun masyarakat disekitar lingkuangan pabrik.masyarakat sebagai konsumen seringkali melakukan protes terhadap hal-hal yang berkaitan dengan mutu produk sehubungan dengan kesehatan, keselamatan, dan kehalalan suatu produk bagi konsumennya, sedangkan protes yang dilakukan masyarakat disekitar pabrik adalah brkaitan dengan pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pabrik.



AKUNTANSI SOSIAL

Akuntansi sosial didefinisikan sebagai penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan.


A. Latar Belakang Sejarah 

Pada awal tahun 1900,para ekonom telah mencoba untuk memasukkan manfaat sosial dan biaya sosial dalam model-model teori ekonomi mikro neo klasik. Beberapa gerakan massa pada tahun 1960-an,terutama yang ditujukan untuk membuat pemerintah dan bisnis lebih responsive terhadap kebutuhan masyarakat,memiliki andil dalam memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat sosial.

Pada tahun 1960-an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan ketika lebih banyak orang menyadari dampak dari industrialisasi pada kualitas udara,tanah dan air.undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya alam ini dan mengendalikan pembuangan limbah beracun. Hukum menetapkan standar untuk emisi polusi dan mengenakan denda kepada siapa pun yang melanggarnya. Para pelaku bisnis di minta untuk mengendalikan emisi polusi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan rencana untuk mengurangi polusi.

Konsumen menjadi lebih tegas pada tahun 1960-an,sehingga menimbulkan gerakan hak-hak konsumen.kelompok-kelompok konsumenberusaha untuk membuat para pelaku bisnis dan produk-produk mereka lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen.usaha-usaa dilakukan untuk membuat produk-produk yang berbahaya atau tidak sehat diperbaiki atau ditarik dari pasar.pesan “teliti sebelum membeli” tidak lagi di anggap sebagai praktik bisnis normal.berbagi buku mengenai keselamatan produk dan mutu membantu mendorong undang-undang perlindungan hak konsumen.



B. Permasalahan Sosial Indonesia

Krisis yang berkepanjangan telah menempatkan bangsa ini pada posisi krisis multi dimensi y ang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan.jika di lihat dari sudut pandang ekonomi,sendi-sendi perekonomian (investasi,produksi dan distribusi) lumpuh,sehingga menimbulkankebangkrutan dunia usaha,meningkatnya jumlah pengangguran,menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat ,dan pada akhirnya bermuara pada meningkatanya angka jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

Krisis ekonomi yang melanda Indosnesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tidak pasti,sehingga indikator-indikator ekonomi,seperti tingkat suku bunga, laju inflasi ,fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebgainya sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial.hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang sentimen pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi.


C. Tanggapan Perusahaan

Sejak tahu 1960-an, banyak perusahaan lain yang sebelumnya terkenal akan kepekaannya terhadap kebutuhan sosial menjadi lebih responsif lagi secara sosial. Manajemen mungkin talah menyadari bahwa perusahaan mereka merupakan bagian dari komunitas, bahwa agar perusahaan dapat bertahan hidup, komunitas arus menjadi tempat yang sehat untuk hidup dan bekerja serta bahwa orang-orang membutuhkan jaminan keuangan untuk membeli barang-barang yang di hasilkan oleh perusahaan.

Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang mengikisnya melalui ketidak patuhan, dalam kasus ini,manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut ,seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonom negatif terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya.

Tanggapan Profesi Akuntan

Dengan di berlakukannya undang-undang yang menetapkan program-program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur effektivitas dari program tersebut.

Secara ringkas , literature awal dari akuntansi sosial menytakan bahwa para akuntan di perlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perusahaan) yang akan tertarik dengan data-data ini.literatul awal ini, bahkan tidak berkaitan dengan identifikasi pengukuran dan pelaporandata-data sosial.

Selanjutnya literature mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi sosial, termasuk skema pelaporan dan audit sosial actual.



D. Akuntansi Untuk Manfaat Dan Biaya Sosial

Menurut pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya untuk menghasilkan suatu produk, tanpa memperdulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di bayarkan oleh produsen di sebut sebagai biaya pribadi, selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi dapat disebabkan oleh banyak factor. Suatu perusahaan yang menimbulkan polusi mengenakan biaya kepada masyarakat, tetapi perusahaan tersebut tidak membayar biaya tersebut kepada masyarakat. Hal ini di sebut dengan non-ekonomi eksternal. suatu situasi dimana seorang pekerja menderita sakit akibat pekerjaanya dan tidak memperoleh kompensasi penuh dapat dianggap sebagai suatu eksploitasi terhadap factor produksi.

Ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya pribadi (beban) serta mengabaikan yang lainnya, mereka bersikap konsisten dengan teori ekonomi tradisional.Gerakan kearah akuntansi sosial, sebagian besar, tardiri atas usaha-usaha untuk memasukkan biaya sosial dan biaya sosial yang tidak terbagi ke dalam model akuntansi.

Teori Akuntansi Sosial

Berdasarkan analisis Pigon dan gagasan mengenai suatu “kontrak sosial” K.V. Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfaat sosial. Dalam pandangan Ramanathan, perusahaan memiliki suatu kontrak tidak tertulis untuk menyediakan manfaat sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi suatu perusahaan kepada masyarakat dengan kerugian yang di timbulkan oleh perusahaan tersebut kepada masyarakat .meskipun ia menggunakan bahasa yang berbeda, Ramanathan pada dasarnya mengatakan,menggunakan istilah Pigou,bahwa manfaat sosial sebaiknya melampaui biaya sosial oleh karena itu perusahaan sebaiknya member kontribusi neto kepada masyarakat .Ia yakin bahwa sebaiknya akuntan mengukur konstribusihistoris neto (yang merupakan analogi dari neraca) dan kontribusi tahunan neto dari suatu perusahaan kepada masyarakat.

Menentukan Biaya dan Manfaat Sosial

Pigaou mendefinnisikan biaya sosial yang tidak di kompensasi sebagai non ekonomi eksternal dan eksploitasi terhadap factor-faktor produksi.Untuk menerjamahkan definisi ini kedalam terminology operasional, mungkin lebih mudah untuk mendefinisikan biaya sosial yang tidak di kompensasikan sebagai seluruh kerugian yng di derita oleh manusia sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas ekonomi untuk mana mereka tidak diberikan kompensasi secara penuh,sebagai contoh, polusi udara dari suatu pabrik kertas yang menimbulkan dampak berbahaya terhadap kesehatan orang-orang yang tinggal di dekat pabrik tersebut merupakan suatu kerugian.

Jelaslah, system nilai masyarakat factor penentu penting dari manfaat dan biaya sosial.dengan mengasumsikan bahwa masalah nilai dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat, masalah berikutnya adalah mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik.

Cara lain untuk mengidentifikasikan asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikasikan bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi.jika satu bagian dari proses produksi dan distribusi di periksa mungkin ditemukan produk sampingan yang negatif diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna. pada titik ini dalam proses produksi biaya sosial ,seperti polusi udara dan air.kemungkinan besar akan muncul yang mengarah pada dampak negative yang tidak dikompensasikan terhadap umat manusia.

Kuantifikasi Terhadap Biaya Dan Manfaat

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Dampak tersebut dapat digolongkan sebagai langsung atau tidak langsung.Dampatk langsung, misalnya penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu batu bara yang terhitup oleh pekerja di tambang batu bara.Dampak tidak langsung adalah polusi air yang mengotori dan dan mematikan ikan-ikan di dalamnya polusi tersebut dapat mengakibatkan berupa hilangnya sumber makanan potensial (ikan), hilangnya kesempatan untuk berekreasi (memancing, berenang,berperahu).Dan konsekuensi estetika yang negative.Untuk mengukur kerugian yang sebenarnya, kehilangan yang dialami oleh orang-orang sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa itu harus dihitung.

Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informadi mengenai variable-variabel utama.Yaitu waktu dan dampak.

Waktu

Beberapa peristiwa yang menghasilkan biya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat.Di dalam kasus paparna asbes pada tingkat debu yang tetap, seorang pekerja harus bekerja sekitar 8 tahun untuk terkena asbestosis (penyakit yng menimbulkan cacat dan kadang kala bersifat fatal) lebih lanjut lagi dibutuhkan waktu bertahun-tahun dari paparan pertama sampai orang-orang benar-benar terpengaruh oleh kerugian tersebut.Hal ini berlaku ketika membahas mengenai dampak dari pulusi, salah alokasi sumber daya,penyakit akibat pekerjaan, dan berbagai peristiwa lainnya.periode waktu antara paparan awal dengan peristiwa yang menimbulkan kerugian serta manifestasi dari dampak yang buruk disebut dengan periode “persiapan”.Dalam hal pengukuran, penting untuk menentukan lamanya waktu tersebut.Dampak jangka panjang sebaiknyadiberikan bobot yang berbeda dengan bobot jangka pendek.

Dampak

Orang-orang dapat dipengaruhi secara fisik,ekonomi,psikologis dan sosial oleh berbagai kerugian.Untuk mengukur biaya sosial tersebut perlu untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasinya.

Untuk meneruskan contoh asbes ,para pekerja pabrik asbes dapat terkena satu dari tiga penyakit yang menimbulkan cacat dan bahkan sering bersifat fatal.Dalam suatu studi , 50 persen dari seluruh pekerja pabrik asbes terkena salah satu dari penyakit penyakit tersebut.Oleh karena itu kerugiannya adalah dampak dari biaya terkena penyakit yang terkait dengan asbes dikurangi dengan kompensasi apapun diperoleh pekerja dari perusahaan. Biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi,fisik.psikologis,atau sosial.
  • Biaya ekonomi
Biaya-biaya ini meliputi tahihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja.
  • Kerugian fisik
Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes akan menderita nafas yang pendek dan kemungkinan kematian prematur.
  • Kerugian psikologis
Para pekerja dapat merasa tidak cukup dan menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil pendapatandalam keluarga, tidak mampu melakukan aktivitas-aktivitas fisik, dan mengetahiu bahwa kematian dapat terjadi segera.
  • Kerugian sosial
Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut.Keluarga tersebut dapat menjadi begitu trauma, sehingga dapat terjadi perpecahan.Berbagai konsekuensi sosial negative lainnya juga mungkin.Nilai sekarng dari seluruh dampak ini bagaimanapun juga harus dihitung.



E. Pelaporan Kinerja Sosial

  • Audit sosial
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang regular.Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut.Salah satu strategi yang berhasil dimulai dengan mengembangkan inventaris dari aktivitas yang memiliki dampak sosial.Meskipun menghasilkan inventaris semacam itu kedengarannya sederhana, dalam realitas hal tersebut dapat menjadi cukup sulit.Salah satu taktik yang disarankan adalah meminta manajer perusahaan untuk membuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial.setelah daftar tersebut dihasilkan,auditor sosial kemudian mencoba untuk menilai dan mengukur dampak-dampaknya.

Audit sosial bermanfaat bagi perusahaan denga membuat para manajer menyadari konsekuensi sosial dari beberapa tindakan mereka.Hal ini dapat dicapai bahkan jika dampaknya tidak dapat dikuantifikasi.Selain itu, audit semacam itu dapat menyebabkan manajer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam bidang-sosial dengan cara mengembangkan rencana kinerja sosial dan ukuran kinerja yang didasarkan pada rencana itu.

  • Laporan-laporan sosial
David Linowes telah mengembangkan laporan operasi sosio-ekonomi untuk digunakan sebagai dasar untuk melaporkan informasi akuntansi sosial.Linowes membagi laporannya kedalam tiga kategori 
  1. Hubungan dengan manusia
  2. Hubungan dengan lingkungan
  3. Hubungan dengan produk
Pada setiap kategori, Ia membuat daftar mengenai konstribusi sukarela perusahaan dan kemudian mengurangkannya dengan kerugian yang disebabkan oleh aktivitas perushaan itu.

Dalam laporan Linowes,seluruh kontribusi dan kerugian harus dihitung secara moneter, sesuatu yang telah terbukti sulit untuk dilakukan.pendekatan Linowes tidak dipakai oleh perusahaan manapun.

Selain Linowes,Ralph Estes mengembangkan suatu model yang menggunakan perspektif pigou mengenai manfaat dan biaya sosial.Ia menghitung manfaat sosial sebagai seluruh konstribusi kepada masyarakat yang berasal dari operasi perusahaan (misalnya,lapangan kerja yang disediakan, sumbangan , pajak, perbaikan lingkungan).Biaya sosial meliputiseluruh biaya operasi perusahaan (bahan baku yang dibeli,utang, kerusakan lingkungan, luka-luka dan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan).Biaya sosial dikurangkan dari manfaat sosial untuk memperoleh manfaat atau biaya neto.Estes mempertimbangkan modelnya sebagai suatu laporan konseptual yang dapat digunakan secara internal oleh manajemen dalam menilai menilai manfaat neto perusahaan bagi masyarakat.

  • Pengungkapan dalam laporan tahunan
Banyak perusahaan menerbitkan laporan tahuanan kepada pemegang saha yang berisi beberapa informasi sosial.Ernst dan Ernst melakuakn suatu survey atas pengungkapan sosial yang di buat oleh 500 perusahaan industry terkenal dalam laporan tahunannya dari tahun 1971 sampai tahun 1978.Ditemukan bahwa secara umum, jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi sosial dan jumlah pengungkapan meningkat dengan stabil.Sekitar 90 persen dari perusahaan yang termasuk dalam laporan tahun 1978 telah membuat suatu bentuk pengungkapan sosial.Akan tetapi, karena kebanyakan informasi sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif, dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakn dan seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut berdasarkan laporan tahunannya,

Sementara itu untuk melihat praktik-praktik pengungkapan sosial dalam laporan tahunan dari perusahaan perusahaan di Indionesia lebih lanjut lagi, para peneliti akuntansi telah melakukan berbagai riset mengenai hal ini.Riset yang di lakukan oleh Utomo (2000)nmengenai praktik-praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan tehadap 81 perusahaan public (terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Surabaya direktori tahun 1998) menemukan bahwa perusahaan lebih banyak mengungkapkan tema ketenagakerjaan (29,87 persen) dibandingkan dengan tema produk dan konsumen (20,74 persen) maupun tma kemasyarakatan (13,21 persen).Heny dan Murtanto (2001) dalam risetnya juga menemukan hal yang sma mengenai praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan dari perusahaan yng terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Untuk mengetahi lebih rinci mengenai informasi sosial yang di ungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia diuraikan pada contoh table berikut.

No
Pos pengungkapan aspek sosial
1
Mutu atau kualitas produk.
2
Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal, penghargaan dan seterusnya).
3
Kepuasan lonsumen (upaya-upaya untuk meningkatka kepuasan konsumen).
4
Masalah computer (Y2K).
5
Iklan yang terlalu mengeksploitasi dan membohongi konsumen.
6
Spesifikasi produk,umur prooduk,dan masa berlaku produk.

Riset-riset tersebut juga menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial oleh perusahan-perusahaan di Indonesia relative masih sangat rendah.hal ini diduga disebabkan perusahaan belum memanfaatkan laporan tahunan sebagai media komunikasi antara dan pemangku kepentingan.kemungkinan lain bahwa perusahan memanfaatkan laporan tahunan sebagai laporan kepada pemegang saham dan kreditor atau sebagai informasi bagi calon investor.

  • Perkembangan Luar Negeri
Perusahaan-perusahaan Eropa sudah mempelopori pengungkapan informasi sosial, baik dalam laporan khusus maupun laporan tahunan.Prancis, misalnya telah mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak untuk melaporkan pos-pos hubungan karyawan.Terlibat dalam laporan-laporan ini adalah:
  1. Laporan kerja
  2. Gaji dan perubahan sosial
  3. Kesehatan dan jaminan kerja
  4. Kondisi kerja lainnya
  5. Pelatihan
  6. Hubungan industri
  7. Pengaturan sosial lainnya yang berbentuk relevan
Bentuk pelaporan model E ropa yang telah digunakan oleh sejumlah perusahaan adalah bentuk yang dikembangkan serta digunkan oleh Deutsche Shell (perusahaan minyak shell di jerman).Serupa dengan laporan dari perusahaan-perusahaan di Perancis , laporan Deutsche Shell menekankan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya.Akan tetapi, laporan tersebut juga memberikan informasi mengenai sejumlah bidang lainnya yang berurusan dengan tanggung jawabsosial perusahaan.


F. Arah Riset

Riset dalam akuntasi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek yang berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoritis sampai menyurvei pengguna potensial dari data akuntansi sosial. Akan tetapi ,riset akademis saat ini terutama berkaitan dengan kegunaan dari data akuntansi sosial bagi investor.

Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua bidang utama yaitu : 
  1. Survey atas investor potensial
  2. Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
  3. Survey atas investor belum menghasilkan laporan apapun yang bersifat konklusif mengenai kebutuhan akan informasi akuntansi sosial.Beberapa investor tampak tertarik terhadap aspek-aspek tertentu dari informasi akuntansi sosial,tetapi sebagian yang lain tidak.
Riset masih perlu untuk dilakukan dalam bidang-bidang yang telah dibahas dan dalam aspek-aspek lainnya dari akuntansi sosial seperti menentukan pengguna potensial dari informasi akuntansi sosial (selain investor).Suatu kerangka teoritis yang melanjutkan karya Ramanathan (1976) harus dikembangkan.




KESIMPULAN

Walaupun dimensi-dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan berbagai permasalahan, namun hal tersebut bukan merupakan alas an utama untuk tidak meneruskan pencarian-pencarian penting untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Aspek keprilakuan terutama oleh pihak investor, akan sangat menentukan perkembangan akuntansi sosial dimasa akan datang. Terlepas dari itu semua ,akuntansi sosial telah menjadi salah satu cabang akuntansi yang mencoba menguraikan dampak dari berdirinya suatu entitas bisnis. Baik bagi lingkungan internalnya maupun eksternalnya.

Selain itu, banyak pihak yang meyakini bahwaaspek-aspek keuangan belum mencukupi untuk digunakan sebagai landasan bagi keputusan bisnis. Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. hal ini ditunjukkan oleh banyaknya perusahaan yang secara keuangan layak untuk dimiliki investor, tetapi belum dilirik oleh mereka. Pihak investor masih menunggu aspek-aspek lainnya yang melindungi entitas tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya, dan kondisi ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.

#AKUNTANSI PRILAKU#

0 komentar:

Posting Komentar