Perkembangan organisasi
dan perubahan struktur dalam organisasi menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan
baru semakin meningkat. Sebelum organisasi melakukan seleksi terhadap karyawan
yang akan menduduki jabatan yang baru, maka manajer sumber daya manusia perlu
mengetahui dan mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan
dilakukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan serta jenis personal yang bagaimana
yang layak menduduki pekerjaan tersebut. Dalam hal ini, organisasi perlu
menetapkan standar-standar pekerjaan dan kriteria keterampilan, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan.
Dalam pengertian lain,
Mathis dan Jakson (2000) mengartikan analisis pekerjaan sebahai berikut; A Systematic may to gather and analyze
information about the content and the human requirements of jobs, and the
context in which jobs are performed. (analisis jabatan merupakan cara
sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang isi dan
personal yang dipersyaratkan dalam jabatan, dan dalam hubungannya dengan
prestasi jabatan). Lebih lanjut, Mathis dan Jackson memisahkan antara jabatan (jobs) dan
posisi (position). Jabatan, dalam pengertiannya adalah sekelompok tugas,
kewajiban, dan tangggung jawab. Sedangkan position diartikan sebagai prestasi jabatan
yang dilakukan oleh seseorang.
Informasi yang diperoleh dari analisa jabatan tersebut dapat digunaan untuk
menentukan karakteristik apa yang harus dimiliki seseorang yang akan menduduki
jabatan tertentu. Adapun hasil dari analisa jabatan tersebut dapat berupa
deskripsi jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job
specification). Deskripsi jabatan adalah suatu pernyataan tertulis yang
menguraikan fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan
aspek-aspek pekerjaan tertentu lainnya. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan
pernyataan tertulis yang menunjukkan siapa yang akan melakukan pekerjaan itu
dan persyaratan yang diperlukan terutama menyangkut keterampilan, pengetahuan dan
kemampuan individu.
A. MANFAAT
ANALISIS JABATAN
Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat bergantung pada informasi
yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu, informasi dari analisis
jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Untuk keperluan penarikan dan seleksi.
Penarikan dan seleksi
karyawan dapat dilaksanakan apabila manajemen sudah mendapatkan gambaran yang
jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan. Dengan memahami karakteristik
pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa personel yang tepat untuk memangku
jaabatan tertentu tersebut.
2. Untuk
keperluan kompensasi.
Besarnya gaji atau upah
karyawan bergantung pada pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam organisasi.
Bagi karyawan yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi tentu akan
memperoleh gaji yang lebih besar disbanding dengan karyawan yang hanya memiliki
keterampilan dan pendidikan terbatas.
3. Untuk
keperluan penilaian kinerja.
Dalam analisis jabatan, setiap pekerjaan ditetapkan standar-standar
kinerja. Untuk mengetahui apakah kaaryawan berprestasi atau tidak, manajer
cukup membanding antara kinerja actual dengan kinerja standar yang ditetapkan.
4. Untuk
keperluan pelatihan.
Apabila karyawan yang
diterima belum cukup keterampilannya untuk melaksakan tugas, maka manajer dapat
memutuskan untuk segera memberikan pelatihan tambahan.
Ditambahkan oleh Tohardi (2002), analisis jabatan yang menghasilkan Deskripsi Jabatan daan Spesifikasi Jabatan dapat memberikan manfaaat berikut:
Ditambahkan oleh Tohardi (2002), analisis jabatan yang menghasilkan Deskripsi Jabatan daan Spesifikasi Jabatan dapat memberikan manfaaat berikut:
- Promosi dan transfer. Informasi dalam analisis jabatan sangat tepat untuk merencanakan posisi karyawan di masa depan berdasarkan penilaian atas keterampilan, pengetahuan serta bakatnya.
- Penambahan organisasi. Jika terdapat kekurangan dalam organisasi, maka informasi dari analisa jabatan dapat digunakan untuk melakukan pembenahan.
- Orientasi. Khusus untuk karyawan baru, pengenalan dan penguasaan terhadap pekerjaan sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankan pekerjaannya.
- Memperbaiki aliran kerja.
Begitu pentingnya analisis
jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap melakukan uraian
terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar. Terdapat
enam alasan penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi
:
1. Organisasi
baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya dengan
alasan mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru muncul atau
dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan organisasi
lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka penting sekali
untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan
dilakukannya
2.
Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya
jenis pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan
jenis pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3.
Karyawan tidak paham terhadap
pekerjaannya. Ada sebagian karyawan,
terutama yang baru diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti.
Walaupun dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis
pekerjaan apa yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan
pandangan terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4.
Tumpang
tindih dan konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya seringkali
melakukan pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam bidang berbeda.
Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham atau konflik terutama dalam hal
pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya
pekerjaan masing-masing karyawan.
5.
Arus
kerja tidak lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan
dengan pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami keana
pekerjaan itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya
proses pada pekerjaan yang lain.
6.
Sistem penggajian tidak konsisten. Uraian jabatan akan memberikan
batasan-batasan terhadap pekerjaaan yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis
pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin besar kompensasi (gaji) yang
diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan yang dilakukann akan
menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian imbalan gaji.
B. PROSES
ANALISA JABATAN
Mathis and Jackson (2000),
mengembangkan lima
tahapan dalam proses analisa jabatan yang harus diadakan dengan suatu cara yang
efektif.
1. Planning
the Job Analysis
Sebelum mengumpulkan data
dari para manajer dan karyawan, adalah penting untuk melakukan proses
perencanaan terhadap analisis jabatan. Permasalahan utama dalam perencanaan
analisis pekerjaan adalah menjawab dan mengidentifikasi sasaran dan analisis
pekerjaan itu. Selanjutnya perencana meminta persetujuan dan dukungan dari
manajemen puncak untuk menghindari munculnya keresahan dan resisensi manajerial
dan karyawan.
2. Preparing
and Communication the Job Analysis
Pada tahap ini, pegawai
yang akan dilibatkan dalam melakukan analisis pekerjaan dan metode yang akan
digunakan harus diidentifikasi. Apakah mereka yang dilibatkan itu termasuk
kelompok pegawai harian, untuk salah satu divisi, atau seluruh pegawai yang ada
dalam organisasi. Kegiatan lain dalam tahap ini adalah mengkaji dokumentasi
pekerjaan yang ada, baik menyangkut struktur organisasi maupun sumber daya yang
tersedia. Terakhir adalah mengkomunikasikan proses kepada para manajer dan
pegawai untuk menghindari keresahan tadi.
3. Conducting
the Job Analysis
Pada tahap ini analisis sudah dapat dilakukan. Berbagai data yang
diperlukan dikumpulkan melalui sebuah angket yang disertai dengan sebuah surat
yang menjelaskan proses dan instruksi untuk pengisian dan mengembalikan angket
analisis pekerjaan itu. Setelah data terkumpul, kegiatan berikutnya adalah
melakukan pemilahan (sortir) menurut kelompok atau unit-unit. Bila perlu untuk mencocokan data perlu
digunakan wawancara atau pertanyaan tambahan.
4. Developing
Job Descriptions and Job Specifications
Apabila data yang
dikumpulkan sudah sesuai, maka selanjutnya menyiapkan draft uraian pekerjaan
dan spesifikasi pekerjaan. Begitu draft tersebut rampung diisi, selanjutnya
ditinjau ulang oleh manajer. Setelah selesai ditinjau oleh manajer, uraian
pekerjaan kemudian didistribusikan oelh bagian SDM ke para manajer, supervisor,
dsn pegawai.
5. Maintaining
and Updating Job Description and Job Specification
Begitu uraian pekerjaan
dan spesifikasi pekerjaan telah selesai dan ditinjau ulang oleh semua individu
yang sesuai, sebuah system harus dikembangkan untuk menjaga keakuratannya. Satu
cara efekitf untuk menjamin terjadinya tinjauan ulang yang akurat adalah
menggunakan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dalam aktivitas SDM lainnya.
Misalnya, setiap kali terjadi kekosongan, uraian dan spesifikasi pekerjaan
harus ditinjau ulang dan direvisi secara tepat sebelum kegiatan perekrutan dan
seleksi dimulai.
C. METODE
ANALISIS JABATAN
Untuk memperolah informasi
analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang umum
digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi, wawancara, dan angket.
1. Metode
Observasi
Metode observasi adalah
metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan mengamati individu
yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan
kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada
jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan metode observasi
memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan dilapangan.
Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis mengamati secara
kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu. Penggunaan work sampling dan
employee diary/log.
2. Metode
Wawancara
Pekerja diseleksi dan
diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka yang terkait
langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara dapat digunakan
untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara individual, wawancara
kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997). Dalam beberapa keadaan,
seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat juga digunakan wawancara
kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara adalah sangat memakan waktu,
khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga pegawai yang
melakukan setiap pekerjaan.
3. Metode
Angket
Dengan mengunakan angket,
yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dangan
kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi kuisioner untuk
menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab
mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah informasi atas
sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu yang relative
singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang lama untuk menguji
kuisioner tersebut.
D. DISKRIPSI
DAN SPESIFIKASI JABATAN
Berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari hasil analisa jabatan dapat disusun deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan (job description and job specification). Sebuah deskripsi
jabatan merupakan satu pertanyaan tertulis tentang apa yang sesungguhnya
dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam kondisi
apakah pekerjaan itu dijalankan.
Deskripsi jabatan bukan
sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, akan tetapi juga menjelaskan lebih
lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan sebagainya.
Dengan demikian, diharapkan setiap karyawan/pegawai yang memangku jabatan
tersebut akan memahami batas-batas antara lain dari tugas-tugas, tanggung jawab
serta wewenangnya. Hal ini tentu untuk menghindari terjadinya overlapping
antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lainnya.
Agar deskripsi jabatan
yang dibuat dapat merupakan landasan atau pedoman pelaksanaan tugas secara
efektif dan efisien, maka deskripsi jabatan yang dibuat haruslah sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi penetapan tugas-tugas antara jabatan yang satu
dengan jabatan yang lain dapat menimbulkan kesimpangsiuran atau overlapping.
Oleh karena itu, maka penyusunan deskripsi jabatan untuk suatu jabatan tertentu
tidak lepas dari format standar yang harus dipenuhi.
Walaupun tidak terdapat
format standar yang baku
dan berlaku untuk semua organisasi, namun secara umum deskripsi jabatan memuat
hal-hal sebagai berikut :
a.
Identifikasi
jabatan.
Bagian identifikasi
jabatan memuat informasi-informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, tanggal
analisis, penyusun, dan dalam departemen apa.
b.
Ringkasan
jabatan.
Ringkasan jabatan
hendaknya menggambarkan sifat umum dari jabatan, yaitu berupa fungsi dan
kegiatan utamanya.
c.
Hubungan,
tanggung jawab, dan kewajiban.
Bagian ini memperlihatkan
hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian lain, baik di dalam
organisasi maupun luar organisasi. Batas-batas tanggung jawab serta kewajiban
utama jabatan itu juga perlu dijelaskan.
d.
Wewenang
dari pemegang jabatan.
Bagian ini menentukan
batas-batas wewenag pemegang jabatan, termasuk wewenang pengambilan
keputusannya dan batas-batas penganggarannya.
e.
Standar
kinerja.
Bagian ini menetapkan
standar-standar yang diharapkan bisa dicapai oleh karywan pada masing-masing
tugas dan tanggung jawab dari deskripsi jabatan.
f.
Kondisi
kerja.
Deskripsi jabatan juga
akan merangkum kondisi kerja umum yang tercakup pada jabatan. Misalnya, masalah
kebisingan, kondisi bahaya, dan suhu udara dalam ruang pekerjaan.
Spesifikasi jabatan (job
specification) menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan itu dan factor-faktor
manusia yang diisyaratkan (Handoko : 1996). Di dalam spesifikasi jabatan
ditentukan kemampuan dan bakat dasar yang harus dimiliki untuk menjalankan
pekerjaan. Pada umumnya spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang
jelas yang diikuti oelh kualifikasi definitive yang dibutuhkan dari calon yang
memangku jabatan itu. Misalnya, tingkat pendidikan, keadaan fisik, pengetahuan
dan kecakapan, status, jenis kelamin, umur, pengalaman, da karakter.
Vendrian Dinata.
0 komentar:
Posting Komentar