KATA-KATA BIJAK

BIJAKSANA BERMULA DARI KATA-KATA DAN PENERAPAN DIKEHIDUPAN, DAN BERIKUT KATA-KATA BIJAK YG SAYA PEROLEH DARI BERBAGAI SUMBER. BY.VENDRIAN DINATA

RIP PES 2014

GAME RIP PES 2014 (2.14 GB) BY.VENDRIAN DINATA

NEED FOR SPEED RIVAL 3GB

GAME RACING SERU, DENGAN GAMBAR YANG REALISTIS DAN PENUH TANTANGAN. BY.VENDRIAN DINATA

DOWNLOAD SPSS V.20 FULL VERSION IDWS

Membantu menangani berbagai permasalahan statistik, terutama bagi kalain yang sedang menyusun skripsi pasti butuh spss sebagai pengolah data. by.vendrian dinata

ONE PIECE THE MOVIE

BERBAGAI FILM THE MOVIE ONE PIECE

Tampilkan postingan dengan label AKUNTANSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AKUNTANSI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Februari 2017

Konsep Dasar Audit



Konsep Dasar Audit



Kata Audit berasal dari bahasa Latin "Audire", (B.N.Tandon, 2000, p.l) yang berarti "mendengar". Pada jaman dahulu apabila seorang pemilik usaha merasa ada suatu kesalahan / penyalahgunaan, maka ia akan mendengarkan kesaksian orang tertentu. Dengan  menunjuk orang tertentu sebagai auditor yang akan memeriksa akun perusahaan dan menyatakan  pendapat mengenai akun perusahaan tersebut serta menerbitkan laporan.

Audit sesungguhnya dilakukan untuk mengevaluasi apakah kegiatan kerja atau kinerja suatu organisasi sudah sesuai dengan yang direncanakan, sudah efektif, efisien, sesuai dengan pedoman standar produktivitas yang direncanakan.

Pada dasarnya Audit merupakan proses sistematis dan objektif dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tindakan ekonomi, guna memberikan asersi dan menilai seberapa jauh  tindakan ekonomi sudah sesuai dengan kriteria berlaku, dan mengkomunikasikan hasilnya  kepada pihak terkait.

Pada umumnya terdapat tiga jenis Audit yaitu :
  • Audit Keuangan 
  • Audit Operasional / Manajemen 
  • Audit Sistem Informasi 

Pengertian Audit Sistem Informasi

Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah : 
” Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine  whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational  goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”. 

“Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti - bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat  mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara  efisien”.

Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem informasi:

  • Audit secara keseluruhan menyangkut : efektifitas, efisiensi, availability system, reliability, confidentiality, dan integrity, serta aspek security. 
  • Selanjutnya adalah audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file.
Proses audit sistem informasi dilakukan berdasarkan prosedur melalui tahap-tahap sebagai berikut :
  • Perencanaan Audit (Planning The Audit) 
  • Pengujian Pengendalian (Test Of Controls) 
  • Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)
  • Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests Of Balances or Overal Result) 
  • Penyelesaian / Pengakhiran Audit (Completion Of The Audit) 

Berikut penjelasan dari tahap-tahap Audit : 

a. Perencanaan Audit (Planning The Audit) 

Perencanaan merupakan fase pertama dari kegiatan audit, bagi auditor eksternal hal ini artinya adalah melakukan investigasi terhadap klien untuk mengetahui apakah pekerjaan mengaudit dapat diterima, menempatkan staff audit, menghasilkan perjanjian audit,  menghasilkan informasi latar belakang klien, mengerti tentang masalah hukum klien dan melakukan analisa tentang prosedur yang ada untuk mengerti tentang bisnis klien dan mengidentifikasikan resiko audit.

b. Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)

Auditor melakukan kontrol test ketika mereka menilai bahwa kontrol resiko berada pada  level kurang dari maksimum, mereka mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Sampai pada fase ini auditor tidak mengetahui apakah identifikasi kontrol telah berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik.

c. Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)

Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material  pada laporan keuangan. Tes transaksi ini termasuk menelusuri jurnal dari sumber dokumen, memeriksa file dan mengecek keakuratan.

d. Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests Of Balances or Overal Result)

Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada fase ini, yang harus diperhatikan adalah pengamatan harta dan kesatuan data. Beberapa jenis subtantif tes yang digunakan adalah  konfirmasi piutang, perhitungan fisik persediaan dan perhitungan ulang aktiva tetap.

e. Penyelesaian / Pengakhiran Audit (Completion Of The Audit)

Pada fase akhir audit, eksternal audit akan menjalankan beberapa test tambahan terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan laporan.  Lingkup Audit Sistem Informasi pada umumnya difokuskan kepada seluruh sumber daya sistem  informasi yang ada, yaitu Aplikasi, Informasi, Infrastruktur dan Personil.



Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari

ketatakelolaan IT, yaitu :
  1. Conformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu : Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan Compliance (Kepatuhan). 
  2. Performance (Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu : Effectiveness (Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan). 
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber tujuan audit yaitu :
  1. Mengamankan asset 
  2. Menjaga integritas data 
  3. Menjaga efektivitas sistem 
  4. Mencapai efisiensi sumberdaya. 
Keempat tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Mengamankan aset, aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data,  dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dengan aktiva - aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan  memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau  sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi. 

Menjaga integritas data, integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan. 

Menjaga efektivitas sistem, sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem  tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk  mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya

Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.

Mencapai efisiensi sumberdaya, suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.

Adapun tujuan yang lain adalah :

  • Untuk memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang dirancang untuk melindungi piranti keras, piranti lunak dan data terhadap akses yang tidak sah, kecelakaan, perubahan yang tidak dikehendaki. 
  • Untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis. 


Perlunya Pengendalian dan Audit 

Semenjak komputer menjadi alat utama dalam pemrosesan data dan penyediaan informasi untuk berbagai keputusan, maka sangat perlu bagi pengguna sistem informasi berbasis komputer untuk mengendalikan pemakaian sistem pengolah data berbasis komputer tersebut  secara lebih baik. Beberapa alasan untuk manajemen memerlukan sebuah Audit Sistem  Informasi, yaitu antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kerugian akibat kehilangan data.
Data yang diolah menjadi sebuah informasi, merupakan aset penting dalam organisasi bisnis saat ini. Banyak aktivitas operasi mengandalkan beberapa informasi yang penting. Informasi sebuah organisasi bisnis akan menjadi sebuah potret atau gambaran dari kondisi  organisasi tersebut di masa lalu, kini dan masa mendatang. Jika informasi ini hilang akan berakibat cukup fatal bagi organisasi dalam menjalankan aktivitasnya.

Sebagai contoh adalah jika data nasabah sebuah bank hilang akibat rusak, maka informasi yang terkait akan hilang, misalkan siapa saja nasabah yang mempunyai tagihan pembayaran  kredit yang telah jatuh tempo. Atau juga misalkan kapan bank harus mempersiapkan pembayaran  simpanan deposito nasabah yang akan jatuh tempo beserta jumlahnya. Sehingga organisasi bisnis  seperti bank akan benar-benar memperhatikan bagaimana menjaga keamanan datanya.

Kehilangan data juga dapat terjadi karena tiadanya pengendalian yang memadai, seperti tidak adanya prosedur back-up file. Kehilangan data dapat disebabkan karena gangguan sistem  operasi pemrosesan data, sabotase, atau gangguan karena alam seperti gempa bumi, kebakaran atau banjir.


b. Kerugian akibat kesalahan pemrosesan komputer. 
Pemrosesan komputer menjadi pusat perhatian utama dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer. Banyak organisasi telah menggunakan komputer sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. Mulai dari pekerjaan yang sederhana, seperti perhitungan bunga berbunga sampai penggunaan komputer sebagai bantuan dalam navigasi  pesawat terbang atau peluru kendali. Dan banyak pula di antara organisasi tersebut sudah saling terhubung dan terintegrasi. Akan sangat mengkhawatirkan bila terjadi kesalahan dalam pemrosesan di dalam komputer. Kerugian mulai dari tidak dipercayainya perhitungan matematis sampai kepada ketergantungan kehidupan manusia. 

c. Pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang salah.
Kualitas sebuah keputusan sangat tergantung kepada kualitas informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan tersebut. Tingkat akurasi dan pentingnya sebuah data atau informasi tergantung kepada jenis keputusan yang akan diambil. Jika top manajer akan mengambil keputusan yang bersifat strategik, mungkin akan dapat ditoleransi berkaitan dengan sifat keputusan yang berjangka panjang. Tetapi kadangkala informasi yang menyesatkan akan berdampak kepada pengambilan keputusan yang menyesatkan pula.


d. Kerugian karena penyalahgunaan komputer (Computer Abused)
Tema utama yang mendorong perkembangan dalam audit sistem informasi dalam sebuah organisasi bisnis adalah karena sering terjadinya kejahatan penyalahgunaan komputer. Beberapa  jenis tindak kejahatan dan penyalah-gunaan komputer antara lain adalah virus, hacking, akses langsung yang tak legal (misalnya masuk ke ruang komputer tanpa ijin atau menggunakan sebuah terminal komputer dan dapat berakibat kerusakan fisik atau mengambil data atau program komputer tanpa ijin) dan atau penyalahgunaan akses untuk kepentingan pribadi (seseorang yang mempunyai kewenangan menggunakan komputer tetapi untuk tujuan-tujuan yang tidak semestinya).

- Hacking - seseorang yang dengan tanpa ijin mengakses sistem komputer sehingga dapat melihat, memodifikasi, atau menghapus program komputer atau data atau mengacaukan sistem.

- Virus – virus adalah sebuah program komputer yang menempelkan diri dan menjalankan sendiri sebuah program komputer atau sistem komputer di sebuah disket, data atau program yang bertujuan mengganggu atau merusak jalannya sebuah program atau data komputer yang ada di dalamnya. Virus dirancang dengan dua tujuan, yaitu pertama mereplikasi dirinya sendiri secara aktif dan kedua mengganggu atau merusak sistem operasi, program atau data.

Dampak dari kejahatan dan penyalahgunaan komputer tersebut antara lain:

  • Hardware, software, data, fasilitas, dokumentasi dan pendukung lainnya rusak atau hilang dicuri atau dimodifikasi dan disalahgunakan.
  • Kerahasiaan data atau informasi penting dari orang atau organisasi rusak atau hilang dicuri atau dimodifikasi.
  • Aktivitas operasional rutin akan terganggu.
  • Kejahatan dan penyalahgunaan komputer dari waktu ke waktu semakin meningkat, dan hampir 80% pelaku kejahatan komputer adalah „orang dalam..


e. Nilai hardware, software dan personil sistem informasi

Dalam sebuah sistem informasi, hardware, software, data dan personil adalah merupakan sumberdaya organisasi. Beberapa organisasi bisnis mengeluarkan dana yang cukup besar untuk investasi dalam penyusunan sebuah sistem informasi, termasuk dalam pengembangan sumberdaya manusianya. Sehingga diperlukan sebuah pengendalian untuk menjaga investasi di bidang ini.


f. Pemeliharaan kerahasiaan informasi

Informasi di dalam sebuah organisasi bisnis sangat beragam, mulai data karyawan, pelanggan, transaksi dan lainya adalah amat riskan bila tidak dijaga dengan benar. Seseorang dapat saja memanfaatkan informasi untuk disalahgunakan. Sebagai contoh bila data pelanggan yang rahasia, dapat digunakan oleh pesaing untuk memperoleh manfaat dalam persaingan.


Teknik Audit

Ada beberapa teknik audit untuk mengetes automated control. Auditor dapat menggunakan tiga kategori berikut dalam menguji pengendalian biasa juga disebut sebagai teknik audit berbantuan computer / TABK (Computer Assisted Audit Techniques/CAAT) yang terdiri atas:

a. Auditing Around the Computer
Dengan teknik ini auditor menguji reliability dari computer generated information dengan terlebih dahulu menghitung hasil yang diinginkan dari transaksi yang dimasukkan dalam sistem, dan kemudian membandingkan hasil perhitungan dengan hasil proses atau output. Jika terbukti akurat dan valid, maka diasumsikan bahwa sistem pengendalian berfungsi seperti yang seharusnya. Kondisi ini
cocok jika sistem aplikasi otomasi sederhana dan ringkas. Pendekatan ini masih relevan dipakai di perusahaan yang menggunakan software akuntansi yang bervariasi dan melakukan proses secara periodik.

b. Auditing With the Computer
Adalah auditing dengan pendekatan komputer, menggunakan teknik yang bervariasi yang biasa juga disebut Computer Assisted Audit Technique (CAAT). Penggunaan CAAT telah meningkatkan secara dramatis kapabilitas dan efektifitas auditor, dalam melakukan susbstantif test. Salah satu CAAT yang lazim dipakai adalah general audit software (GAS). GAS sering dipakai untuk melakukan substantive test dan digunakan test of control yang terbatas. Sebagai contoh GAS sering dipakai untuk mengetes fungsi algoritma yang komplek dalam program komputer. Tetapi ini memerlukan pengalaman yang luas dalam penggunaan software ini.

c. Audit Through the Computer
Teknik ini fokus pada testing tahapan pemrosesan computerised, logic program, edit routines dan program controls. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan dikembangkan dengan baik, dan memenuhi edit routines dan programme check yang memadai, maka error dan kecurangan tidak akan mudah terjadi tanpa terdeteksi.


Auditor

Auditor merupakan seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka berkembang pulalah suatu keahlian dalam profesi auditor, yaitu auditor sistem informasi. Hal ini didasari bahwa semakin banyak transaksi keuangan yang berjalan dalam sebuah sistem komputer. Maka dari itu perlu dibangun sebuah kontrol yang mengatur agar proses komputasi berjalan menjadi baik. Saat ini auditor sistem informasi umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar transaksi berjalan secara otomatis. Auditor sistem informasi dapat berlatar belakang IT atau akuntansi tentunya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pada umumnya terdapat tiga jenis auditor, yaitu:

  • Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit pada instansi-instansi pemerintah.
  • Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
  • Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).


Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang auditor, diantaranya :

  • Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memilki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit dan menjalani pelatihan teknis yang cukup. Asisten junior yang baru masuk dalam karir auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi yang memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Pelatihan yang dimaksudkan disini, mencakup pula pelatihan kesadaran untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang bisnis dan profesinya. Ia harus mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip dan standar auditing yang telah ditetapkan.


  • Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Standar ini mengharuskan seorang auditor bersikap independen, yang artinya seorang auditor tidak mudah dipengaruhi, karena pekerjaannya untuk kepentingan umum. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Untuk menjadi independen, seorang auditor harus secara intelektual jujur. Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif.


  • Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menekankan tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor. Selain itu juga menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaannya tersebut. Seorang auditor harus memiliki “tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki” oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan “kecermatan dan keseksamaan yang wajar”. Untuk itu, auditor dituntut untuk memiliki skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit.


Berikut ini merupakan peran auditor, yaitu:
  1. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya. 
  2. Sistem Pemrosesan Transaksi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan. 
  3. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional. 
  4. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu  dan melakukan compliance test. 
  5. Peninjauan Ulang Laporan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil  berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan yang ada. 














Senin, 19 Mei 2014

MEMAHAMI AKUNTANSI SOSIAL



LATAR BELAKANG

Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Menurut pendekatan toeri akuntansi tradisional, perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional focus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat .

Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat semakin menyadari adanya dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksial yang semakin lama semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu masyarakatpun menuntut agar perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya . aksi protes terhadap perusahaan sering dilakukan oleh para karyawan dan buruh dalam rangka menuntut kebujakan upah dan pemberian fasilitas dan kesejahteraan Karena yang berlaku sekarang dirasa kurang mencerminkan keadilan. Aksi yang serupa juga tidak jarang dilakukan oleh pihak masyarakat ,baik masyarakat sebgai konsumen maupun masyarakat disekitar lingkuangan pabrik.masyarakat sebagai konsumen seringkali melakukan protes terhadap hal-hal yang berkaitan dengan mutu produk sehubungan dengan kesehatan, keselamatan, dan kehalalan suatu produk bagi konsumennya, sedangkan protes yang dilakukan masyarakat disekitar pabrik adalah brkaitan dengan pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pabrik.



AKUNTANSI SOSIAL

Akuntansi sosial didefinisikan sebagai penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan.


A. Latar Belakang Sejarah 

Pada awal tahun 1900,para ekonom telah mencoba untuk memasukkan manfaat sosial dan biaya sosial dalam model-model teori ekonomi mikro neo klasik. Beberapa gerakan massa pada tahun 1960-an,terutama yang ditujukan untuk membuat pemerintah dan bisnis lebih responsive terhadap kebutuhan masyarakat,memiliki andil dalam memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat sosial.

Pada tahun 1960-an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan ketika lebih banyak orang menyadari dampak dari industrialisasi pada kualitas udara,tanah dan air.undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya alam ini dan mengendalikan pembuangan limbah beracun. Hukum menetapkan standar untuk emisi polusi dan mengenakan denda kepada siapa pun yang melanggarnya. Para pelaku bisnis di minta untuk mengendalikan emisi polusi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan rencana untuk mengurangi polusi.

Konsumen menjadi lebih tegas pada tahun 1960-an,sehingga menimbulkan gerakan hak-hak konsumen.kelompok-kelompok konsumenberusaha untuk membuat para pelaku bisnis dan produk-produk mereka lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen.usaha-usaa dilakukan untuk membuat produk-produk yang berbahaya atau tidak sehat diperbaiki atau ditarik dari pasar.pesan “teliti sebelum membeli” tidak lagi di anggap sebagai praktik bisnis normal.berbagi buku mengenai keselamatan produk dan mutu membantu mendorong undang-undang perlindungan hak konsumen.



B. Permasalahan Sosial Indonesia

Krisis yang berkepanjangan telah menempatkan bangsa ini pada posisi krisis multi dimensi y ang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan.jika di lihat dari sudut pandang ekonomi,sendi-sendi perekonomian (investasi,produksi dan distribusi) lumpuh,sehingga menimbulkankebangkrutan dunia usaha,meningkatnya jumlah pengangguran,menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat ,dan pada akhirnya bermuara pada meningkatanya angka jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

Krisis ekonomi yang melanda Indosnesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tidak pasti,sehingga indikator-indikator ekonomi,seperti tingkat suku bunga, laju inflasi ,fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebgainya sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial.hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang sentimen pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi.


C. Tanggapan Perusahaan

Sejak tahu 1960-an, banyak perusahaan lain yang sebelumnya terkenal akan kepekaannya terhadap kebutuhan sosial menjadi lebih responsif lagi secara sosial. Manajemen mungkin talah menyadari bahwa perusahaan mereka merupakan bagian dari komunitas, bahwa agar perusahaan dapat bertahan hidup, komunitas arus menjadi tempat yang sehat untuk hidup dan bekerja serta bahwa orang-orang membutuhkan jaminan keuangan untuk membeli barang-barang yang di hasilkan oleh perusahaan.

Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang mengikisnya melalui ketidak patuhan, dalam kasus ini,manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut ,seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonom negatif terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya.

Tanggapan Profesi Akuntan

Dengan di berlakukannya undang-undang yang menetapkan program-program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur effektivitas dari program tersebut.

Secara ringkas , literature awal dari akuntansi sosial menytakan bahwa para akuntan di perlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perusahaan) yang akan tertarik dengan data-data ini.literatul awal ini, bahkan tidak berkaitan dengan identifikasi pengukuran dan pelaporandata-data sosial.

Selanjutnya literature mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi sosial, termasuk skema pelaporan dan audit sosial actual.



D. Akuntansi Untuk Manfaat Dan Biaya Sosial

Menurut pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya untuk menghasilkan suatu produk, tanpa memperdulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di bayarkan oleh produsen di sebut sebagai biaya pribadi, selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi dapat disebabkan oleh banyak factor. Suatu perusahaan yang menimbulkan polusi mengenakan biaya kepada masyarakat, tetapi perusahaan tersebut tidak membayar biaya tersebut kepada masyarakat. Hal ini di sebut dengan non-ekonomi eksternal. suatu situasi dimana seorang pekerja menderita sakit akibat pekerjaanya dan tidak memperoleh kompensasi penuh dapat dianggap sebagai suatu eksploitasi terhadap factor produksi.

Ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya pribadi (beban) serta mengabaikan yang lainnya, mereka bersikap konsisten dengan teori ekonomi tradisional.Gerakan kearah akuntansi sosial, sebagian besar, tardiri atas usaha-usaha untuk memasukkan biaya sosial dan biaya sosial yang tidak terbagi ke dalam model akuntansi.

Teori Akuntansi Sosial

Berdasarkan analisis Pigon dan gagasan mengenai suatu “kontrak sosial” K.V. Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfaat sosial. Dalam pandangan Ramanathan, perusahaan memiliki suatu kontrak tidak tertulis untuk menyediakan manfaat sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi suatu perusahaan kepada masyarakat dengan kerugian yang di timbulkan oleh perusahaan tersebut kepada masyarakat .meskipun ia menggunakan bahasa yang berbeda, Ramanathan pada dasarnya mengatakan,menggunakan istilah Pigou,bahwa manfaat sosial sebaiknya melampaui biaya sosial oleh karena itu perusahaan sebaiknya member kontribusi neto kepada masyarakat .Ia yakin bahwa sebaiknya akuntan mengukur konstribusihistoris neto (yang merupakan analogi dari neraca) dan kontribusi tahunan neto dari suatu perusahaan kepada masyarakat.

Menentukan Biaya dan Manfaat Sosial

Pigaou mendefinnisikan biaya sosial yang tidak di kompensasi sebagai non ekonomi eksternal dan eksploitasi terhadap factor-faktor produksi.Untuk menerjamahkan definisi ini kedalam terminology operasional, mungkin lebih mudah untuk mendefinisikan biaya sosial yang tidak di kompensasikan sebagai seluruh kerugian yng di derita oleh manusia sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas ekonomi untuk mana mereka tidak diberikan kompensasi secara penuh,sebagai contoh, polusi udara dari suatu pabrik kertas yang menimbulkan dampak berbahaya terhadap kesehatan orang-orang yang tinggal di dekat pabrik tersebut merupakan suatu kerugian.

Jelaslah, system nilai masyarakat factor penentu penting dari manfaat dan biaya sosial.dengan mengasumsikan bahwa masalah nilai dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat, masalah berikutnya adalah mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik.

Cara lain untuk mengidentifikasikan asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikasikan bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi.jika satu bagian dari proses produksi dan distribusi di periksa mungkin ditemukan produk sampingan yang negatif diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna. pada titik ini dalam proses produksi biaya sosial ,seperti polusi udara dan air.kemungkinan besar akan muncul yang mengarah pada dampak negative yang tidak dikompensasikan terhadap umat manusia.

Kuantifikasi Terhadap Biaya Dan Manfaat

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Dampak tersebut dapat digolongkan sebagai langsung atau tidak langsung.Dampatk langsung, misalnya penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu batu bara yang terhitup oleh pekerja di tambang batu bara.Dampak tidak langsung adalah polusi air yang mengotori dan dan mematikan ikan-ikan di dalamnya polusi tersebut dapat mengakibatkan berupa hilangnya sumber makanan potensial (ikan), hilangnya kesempatan untuk berekreasi (memancing, berenang,berperahu).Dan konsekuensi estetika yang negative.Untuk mengukur kerugian yang sebenarnya, kehilangan yang dialami oleh orang-orang sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa itu harus dihitung.

Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informadi mengenai variable-variabel utama.Yaitu waktu dan dampak.

Waktu

Beberapa peristiwa yang menghasilkan biya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat.Di dalam kasus paparna asbes pada tingkat debu yang tetap, seorang pekerja harus bekerja sekitar 8 tahun untuk terkena asbestosis (penyakit yng menimbulkan cacat dan kadang kala bersifat fatal) lebih lanjut lagi dibutuhkan waktu bertahun-tahun dari paparan pertama sampai orang-orang benar-benar terpengaruh oleh kerugian tersebut.Hal ini berlaku ketika membahas mengenai dampak dari pulusi, salah alokasi sumber daya,penyakit akibat pekerjaan, dan berbagai peristiwa lainnya.periode waktu antara paparan awal dengan peristiwa yang menimbulkan kerugian serta manifestasi dari dampak yang buruk disebut dengan periode “persiapan”.Dalam hal pengukuran, penting untuk menentukan lamanya waktu tersebut.Dampak jangka panjang sebaiknyadiberikan bobot yang berbeda dengan bobot jangka pendek.

Dampak

Orang-orang dapat dipengaruhi secara fisik,ekonomi,psikologis dan sosial oleh berbagai kerugian.Untuk mengukur biaya sosial tersebut perlu untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasinya.

Untuk meneruskan contoh asbes ,para pekerja pabrik asbes dapat terkena satu dari tiga penyakit yang menimbulkan cacat dan bahkan sering bersifat fatal.Dalam suatu studi , 50 persen dari seluruh pekerja pabrik asbes terkena salah satu dari penyakit penyakit tersebut.Oleh karena itu kerugiannya adalah dampak dari biaya terkena penyakit yang terkait dengan asbes dikurangi dengan kompensasi apapun diperoleh pekerja dari perusahaan. Biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi,fisik.psikologis,atau sosial.
  • Biaya ekonomi
Biaya-biaya ini meliputi tahihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja.
  • Kerugian fisik
Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes akan menderita nafas yang pendek dan kemungkinan kematian prematur.
  • Kerugian psikologis
Para pekerja dapat merasa tidak cukup dan menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil pendapatandalam keluarga, tidak mampu melakukan aktivitas-aktivitas fisik, dan mengetahiu bahwa kematian dapat terjadi segera.
  • Kerugian sosial
Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut.Keluarga tersebut dapat menjadi begitu trauma, sehingga dapat terjadi perpecahan.Berbagai konsekuensi sosial negative lainnya juga mungkin.Nilai sekarng dari seluruh dampak ini bagaimanapun juga harus dihitung.



E. Pelaporan Kinerja Sosial

  • Audit sosial
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang regular.Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut.Salah satu strategi yang berhasil dimulai dengan mengembangkan inventaris dari aktivitas yang memiliki dampak sosial.Meskipun menghasilkan inventaris semacam itu kedengarannya sederhana, dalam realitas hal tersebut dapat menjadi cukup sulit.Salah satu taktik yang disarankan adalah meminta manajer perusahaan untuk membuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial.setelah daftar tersebut dihasilkan,auditor sosial kemudian mencoba untuk menilai dan mengukur dampak-dampaknya.

Audit sosial bermanfaat bagi perusahaan denga membuat para manajer menyadari konsekuensi sosial dari beberapa tindakan mereka.Hal ini dapat dicapai bahkan jika dampaknya tidak dapat dikuantifikasi.Selain itu, audit semacam itu dapat menyebabkan manajer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam bidang-sosial dengan cara mengembangkan rencana kinerja sosial dan ukuran kinerja yang didasarkan pada rencana itu.

  • Laporan-laporan sosial
David Linowes telah mengembangkan laporan operasi sosio-ekonomi untuk digunakan sebagai dasar untuk melaporkan informasi akuntansi sosial.Linowes membagi laporannya kedalam tiga kategori 
  1. Hubungan dengan manusia
  2. Hubungan dengan lingkungan
  3. Hubungan dengan produk
Pada setiap kategori, Ia membuat daftar mengenai konstribusi sukarela perusahaan dan kemudian mengurangkannya dengan kerugian yang disebabkan oleh aktivitas perushaan itu.

Dalam laporan Linowes,seluruh kontribusi dan kerugian harus dihitung secara moneter, sesuatu yang telah terbukti sulit untuk dilakukan.pendekatan Linowes tidak dipakai oleh perusahaan manapun.

Selain Linowes,Ralph Estes mengembangkan suatu model yang menggunakan perspektif pigou mengenai manfaat dan biaya sosial.Ia menghitung manfaat sosial sebagai seluruh konstribusi kepada masyarakat yang berasal dari operasi perusahaan (misalnya,lapangan kerja yang disediakan, sumbangan , pajak, perbaikan lingkungan).Biaya sosial meliputiseluruh biaya operasi perusahaan (bahan baku yang dibeli,utang, kerusakan lingkungan, luka-luka dan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan).Biaya sosial dikurangkan dari manfaat sosial untuk memperoleh manfaat atau biaya neto.Estes mempertimbangkan modelnya sebagai suatu laporan konseptual yang dapat digunakan secara internal oleh manajemen dalam menilai menilai manfaat neto perusahaan bagi masyarakat.

  • Pengungkapan dalam laporan tahunan
Banyak perusahaan menerbitkan laporan tahuanan kepada pemegang saha yang berisi beberapa informasi sosial.Ernst dan Ernst melakuakn suatu survey atas pengungkapan sosial yang di buat oleh 500 perusahaan industry terkenal dalam laporan tahunannya dari tahun 1971 sampai tahun 1978.Ditemukan bahwa secara umum, jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi sosial dan jumlah pengungkapan meningkat dengan stabil.Sekitar 90 persen dari perusahaan yang termasuk dalam laporan tahun 1978 telah membuat suatu bentuk pengungkapan sosial.Akan tetapi, karena kebanyakan informasi sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif, dapat diargumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakn dan seseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut berdasarkan laporan tahunannya,

Sementara itu untuk melihat praktik-praktik pengungkapan sosial dalam laporan tahunan dari perusahaan perusahaan di Indionesia lebih lanjut lagi, para peneliti akuntansi telah melakukan berbagai riset mengenai hal ini.Riset yang di lakukan oleh Utomo (2000)nmengenai praktik-praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan tehadap 81 perusahaan public (terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Surabaya direktori tahun 1998) menemukan bahwa perusahaan lebih banyak mengungkapkan tema ketenagakerjaan (29,87 persen) dibandingkan dengan tema produk dan konsumen (20,74 persen) maupun tma kemasyarakatan (13,21 persen).Heny dan Murtanto (2001) dalam risetnya juga menemukan hal yang sma mengenai praktik pengungkapan sosial pada laporan tahunan dari perusahaan yng terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Untuk mengetahi lebih rinci mengenai informasi sosial yang di ungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia diuraikan pada contoh table berikut.

No
Pos pengungkapan aspek sosial
1
Mutu atau kualitas produk.
2
Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal, penghargaan dan seterusnya).
3
Kepuasan lonsumen (upaya-upaya untuk meningkatka kepuasan konsumen).
4
Masalah computer (Y2K).
5
Iklan yang terlalu mengeksploitasi dan membohongi konsumen.
6
Spesifikasi produk,umur prooduk,dan masa berlaku produk.

Riset-riset tersebut juga menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial oleh perusahan-perusahaan di Indonesia relative masih sangat rendah.hal ini diduga disebabkan perusahaan belum memanfaatkan laporan tahunan sebagai media komunikasi antara dan pemangku kepentingan.kemungkinan lain bahwa perusahan memanfaatkan laporan tahunan sebagai laporan kepada pemegang saham dan kreditor atau sebagai informasi bagi calon investor.

  • Perkembangan Luar Negeri
Perusahaan-perusahaan Eropa sudah mempelopori pengungkapan informasi sosial, baik dalam laporan khusus maupun laporan tahunan.Prancis, misalnya telah mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak untuk melaporkan pos-pos hubungan karyawan.Terlibat dalam laporan-laporan ini adalah:
  1. Laporan kerja
  2. Gaji dan perubahan sosial
  3. Kesehatan dan jaminan kerja
  4. Kondisi kerja lainnya
  5. Pelatihan
  6. Hubungan industri
  7. Pengaturan sosial lainnya yang berbentuk relevan
Bentuk pelaporan model E ropa yang telah digunakan oleh sejumlah perusahaan adalah bentuk yang dikembangkan serta digunkan oleh Deutsche Shell (perusahaan minyak shell di jerman).Serupa dengan laporan dari perusahaan-perusahaan di Perancis , laporan Deutsche Shell menekankan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya.Akan tetapi, laporan tersebut juga memberikan informasi mengenai sejumlah bidang lainnya yang berurusan dengan tanggung jawabsosial perusahaan.


F. Arah Riset

Riset dalam akuntasi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek yang berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoritis sampai menyurvei pengguna potensial dari data akuntansi sosial. Akan tetapi ,riset akademis saat ini terutama berkaitan dengan kegunaan dari data akuntansi sosial bagi investor.

Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua bidang utama yaitu : 
  1. Survey atas investor potensial
  2. Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
  3. Survey atas investor belum menghasilkan laporan apapun yang bersifat konklusif mengenai kebutuhan akan informasi akuntansi sosial.Beberapa investor tampak tertarik terhadap aspek-aspek tertentu dari informasi akuntansi sosial,tetapi sebagian yang lain tidak.
Riset masih perlu untuk dilakukan dalam bidang-bidang yang telah dibahas dan dalam aspek-aspek lainnya dari akuntansi sosial seperti menentukan pengguna potensial dari informasi akuntansi sosial (selain investor).Suatu kerangka teoritis yang melanjutkan karya Ramanathan (1976) harus dikembangkan.




KESIMPULAN

Walaupun dimensi-dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan berbagai permasalahan, namun hal tersebut bukan merupakan alas an utama untuk tidak meneruskan pencarian-pencarian penting untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Aspek keprilakuan terutama oleh pihak investor, akan sangat menentukan perkembangan akuntansi sosial dimasa akan datang. Terlepas dari itu semua ,akuntansi sosial telah menjadi salah satu cabang akuntansi yang mencoba menguraikan dampak dari berdirinya suatu entitas bisnis. Baik bagi lingkungan internalnya maupun eksternalnya.

Selain itu, banyak pihak yang meyakini bahwaaspek-aspek keuangan belum mencukupi untuk digunakan sebagai landasan bagi keputusan bisnis. Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. hal ini ditunjukkan oleh banyaknya perusahaan yang secara keuangan layak untuk dimiliki investor, tetapi belum dilirik oleh mereka. Pihak investor masih menunggu aspek-aspek lainnya yang melindungi entitas tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya, dan kondisi ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.

#AKUNTANSI PRILAKU#

AKUNTANSI BIAYA - PERHITUNGAN BIAYA PRODUK





LATAR BELAKANG

Menentukan biaya yang akurat dari suatu produk sangatlah penting bagi keberhasilan perusahaan di sebagian besar industri. Perhitungan biaya produk adalah sangat penting untuk memperkirakan biaya dan menetapkan harga pesanan. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah salah satu dari beragam dari sistem perhitungan biaya yang dapat digunakan perusahaan. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan khususnya, cocok untuk perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan pesanan (made-to-order-products) seperti pemrosesan menggunakan mesin , pengerjaan logam dan pembangunan rumah. Pembuatan produk atau jasa berdasarkan pesanan spesifik pelanggan . hal ini berbeda dengan perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar untuk di jual oleh pedagang atau grosir. Perusahaan-perusahaan ini tidak secara langsung berhubungan dengan konsumen akhir.perusahaan pengemas botol soda, pemrosesan makanan, dan produsen perlengkapan kamar mandi merupakan contoh yang tepat. Jenis-jenis perusahaan yang disebut terakhir memiliki orientasi produksi pada proses dibandingkan pada pesanan pelanggan.



PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN

1. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA PRODUK 

Perhitungan biaya produk (product costing) adalah proses pengumpulan, pengelompokan dan pembebanan biaya-biaya bahan baku langsung,tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik pada produk atau jasa. pehitungan biaya produk memberikan informasi biaya yaniaya prosug berguna bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan nonmanufaktur.terdapat beberapa system perhitungan biaya produk antara lain:

1. Akumulasi biaya (cost accumulation method) – sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) atau system perhitungan biaya berdasarkan proses (prosess costing).

Dalam system perhitungan biaya Berdasarkan pesanan,pesanan,batch produk, atau jasa merupakan objek biaya.

System perhitungan biaya dan proses , biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki produk yang homogen.sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan sering kali digunakan oleh perusahaan menengah hingga kecil yang memproduksi pesanan tersendiri pelanggan sebaliknya perhitungan biaya berdasarkan proses biasanya digunakan oleh perusahaan besar yan gmemproduksi satu atau beberapa produk yang homogen.

2. Pengukuran biaya, perhitungan biaya actual, normal atau standar.

Sistem perhitungan biaya actual menggunakan biaya actual yang terjadi yang terjadi untuk seluruh biaya produk termasuk biaya bahan baku langsung,biaya tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.

Sistem perhitungan biaya normal menggunakan biaya actual untuk mencatat biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya normal untuk niaya overhead pabrik . Sitem perhitungan biaya standar menggunakan biaya dan jumlah standar untuk ke tiga jenis biaya produksi:bahan baku lansung,tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.biaya standar adalah target biaya yang harus di capai perusahaa.sistem perhitungan biaya standar memberikan dasar untuk pengendalian biaya,evaluasi kinerja dan perbaikan proses.

3. Pembebanan biaya overhead pada perhitungan biaya normal:tradisional atau berdasarkan aktivitas. 

System perhitungan biaya tradisional mengaflikasikan biaya overhead pada produk atau pekerjaan (pesanan) menggunakan penggerak biaya (cost driver) berdasarkan volume,seperti jumlah unit yang di produksi.

System perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity- based costing-ABC) mengalokasikan biaya overhead pabrik pada produk menggunakan criteria sebab akibat dengan banyak penggerak biaya.



2. PERAN STRATEGIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUK

  • Pehitungan biaya berdasarkan pesanan : arus biaya
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job costing)adalah system perhitungan biaya produk yang mengakumulasikan biaya-biaya dan membebankannya pada pesanan tertentu.departemen-departemen dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan system ini melakukan pekerjaan yang seringkali berbeda dari produk satu ke produk lainnya.contoh industri yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan antara lain toko percetakan, pembuat kapal,pabrik \produksi mebel sesuai pesanan, kontraktor dan lain-lain.

  • Kartu biaya pesanan
Dokumen pendukung dasar dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah kartu biaya pesanan (job cost sheet).kartu ini mencatat dan mengikhtisarkan biaya-biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu.

  • Biaya bahan baku langsung.
System perhitungan biaya produk menggunakan foormulir permintaan bahan baku untuk mendokumentasikan dan mengendalikan seluruh bahan baku yang di keluarkan.Formulir permintaan bahan baku (materials requisition form) adalah dokumen sumber yang di gunakan oleh penyedia departemen produksi untuk meminta bahan baku dari gudang, salinannya dikirim ke departemen akuntansi.

Berdasarkan informasi dalam formulir permintaan bahan baku, biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan untuk produksi yang di catat dalam kartu biaya pesanan.

  • Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung dicatat pada kartu biaya pesanan berdasarkan kartu jam kerja yang disiapkan tiap hari untuk setiap karyawan. kartu jam kerja (time ticket) menunjukkan lama pekerjaan yang di lakukan oleh tiap pekerja dalam tiap pesanan,tarif upah / gaji dan total biaya yang dapat di bebankan pada tiap pesanan.

Selain kartu jam kerja, kartu absen banyak di gunakan untuk pembebanan biaya dan penggajian.waktu yang di laporkan dalam kartu jam kerja karyawan di bandingkan dengan kartu absen yang terkait sebagai pengendalian internalatras akurasi perhitung.

  • Biaya overhead pabrik
Pembebanan biaya overhead (overhead application) adalah proses pengalokasian biaya overhead pada pesanan yang tepat. Alokasi dibutuhkan karena biaya overhead pabrik tidak dapat di telurusuri pada masing-masing pesanan.dua pendekatan untuk mengalokasikan biaya overhead pada berbagai pesanan adalah perhitungan biaya actual dan perhitungan biaya normal.

  • System perhitungan biaya actual
System perhitungan biaya actual (actual costing sistem) menggunakan biaya actual yang terjadi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan biaya overhead pabrik actual ke berbagai pesanan.

Biaya overhead pabrik terjadi tiap bulan untuk bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya overhead pabrik lainnya, termasuk sewa pabrik, asuransi, pajak bumi dan bangunan,depresiasi,perbaikan dan pemeliharaan,listrik,pemanas,dan pajak penghasilan untuk pegawai pabrik.

  • System perhitungan biaya normal
System perhitungan biaya normal yang menggunakan biaya actual untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan biaya overhead pabrik pada berbagai pesanan dengan menggunakan tariff tunggal sepanjang tahun.



3. PEMBEBANAN OVERHEAD PABRIK

Untuk membebankan biaya ke tiap pesanan perhitungan biaya normal memerlukan tarif ke produk (rasio antara biaya total overhead pabrik dengan jumlah produksi),yang seringkali di sebut tariff yang telah di tentukan sebelumnya karena tarif ini di hitung pada awal periode akuntansi.

Tarif overhead pabrik yang ditentukan sebelumnya (predetermined factory overhead rate) adalah estimasi tarif biaya overhead pabrik yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke pesanan tertentu.

Tarif overhead pabrik di bebankan adalah jumlah biaya overhead yang dibebankan ke pesanan tertentu dengan menggunakan tarif biaya overhead yang telah di tentukan sebelumnya.

Untuk dapat memperoleh tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya,ikuti 4 langkah berikut:

  1. Estimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi yang tepat, biayasanya satu tahun.
  2. Pilihlah penggerak biaya yang paling tepat untuk membebankan biaya overhead pabrik,biasanya jam tenaga kerja kangsung atau jam kerja mesin.
  3. Estimasi total jumlah atau tingkat aktivitas dari penggerak biaya yang telah dipilih untuk periode operasi tersebut,sekali lagi,biasanya jam tenaga kerja langsung atau jam kerja mesin.
  4. Dari penggerak biaya yag telah dipilih untuk mendapatkan tariff biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya.

Penggerak Biaya untuk Pembebanan Overhead Pabrik.

Dasar untuk membebankan suatu tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya dapat berupa penggerak biaya berdasarkan aktivitas maupun penggerak berdasarkan volume. pertimbangan pentingnya adalah hal tersebut akan berkaitan erat dengan prilaku total biaya overhead,pilihan penggerak biaya terbaik adalah ukuran aktivitas atau output yang paling baik mencerminkan apa yang memicu atau menyebabkan biaya overhead.

Jam tenaga kerja langsung,biaya tenaga kerja langsung,dan jam kerja mesin adalah penggerak biaya yang paling sering digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik.


Membebankan Biaya Overhead Pabrik

Tariff biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya biasanya dihitung pada saat atau sebelum dimulainya tahun dengan cara sebagai berikut:

Tarif biaya overhead pabrik 



biaya overhead dibebankan terlalu tinggi (overapplied overhead) adalah jumlah biaya overhead pabrik di bebankan yang melebihi biaya overhead pabrik actual yang terjadi.

Biaya overhead pabrik di bebankan terlalu rendah (underapplied overhead) adalah jumlah dimana biaya overhead pabrik actual melebihi biaya overhead pabrik di bebankan.

Disposisi Biaya Overhead Pabrik yang di Bebankan Terlalu Rendah dan Terlalu Tinggi.

Selisih akibat pembebanan biaya overhead pabrik yang di bebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat dihapuskan dengan dua cara:
  1. Menyesuaikan akun harga pokok penjualan
  2. Menyesuaikan biaya produksi pada periode berjalan yaitu, membagi rata saldo overhead pabrik dibebankan yang tersisa pada periode berjalan ke saldo akhir akun persediaan barang dalam proses,persediaan barang jadi,dan harga pokok penjualan.
Bilamana jumlah selisih akibat pembebanan biaya overhead terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak signifikan ,biasanya di sesuaikan ke harga pokok penjualan.sedangkan apabila jumlah signifikan,seringkali di bagi rata.


Penyesuaian pada harga pokok penjualan 

Diantara dua metode disposisi selisih biaya overhead,metode penyesuaian harga pokok penjualan adalah lebih bijak.perbedaan antara biaya overhead pabrik actual yang terjadi dan jumlah yang dibebankan pada produksi didisposisi dengan menambahkan atau mengurangkannya dari akun harga pokok penjualan untuk periode berjalan yang tepat.


Pembagian rata di antara persediaan dan harga pokok penjualan

Pembagian rata (proration) adalah proses pengalokasian pembebanan biaya overhead yang terlalu rendah atau terlalu tinggi pada akun persediaan barang dalam proses,persediaan barang jadi,dan harga pokok penjualan.

Karena biaya overhead pabrik adalah salah satu elemen biaya produsksi yang masuk ke akun persediaan barang dalam proses,pembebanan biaya overhead yang trlalu rendah atu terlalu tinggi mempengaruhi nilai dari barang dalam proses,yang pada gilirannya,mempengaruhi jumlah yng ditransfer ke luar akun persediaan barang dalam proses dan di bebankan kea kun persediaan barang jadi.

4. PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN PADA INDUSTRI JASA

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan secara meluas di industri jasa, seperti agen periklanan, perusahaan konstruksi, rumah sakit dan toko perbaikan/bengkel, juga kantor konsultan,jasa arsitek, akuntan dan hukum. Bukan istilah pesanan atau pekerjaan yang di gunakan,kantor konsultan dan akuntan menggunakan istilah klien atau proyek,rumah sakit dan kantor hukum menggunakan istilah kasus,dan agen periklanan serta perusahaan konstruksi menggunakan istilah kontrak atau proyek.banyak perusahaan menggunakan istilah perhitungan biaya berdasarkan proyek (project costing) untuk menunjukkan penggunaan perhitungan biaya berdasarkan pesanan di industri jasa.



5. PERHITUNGAN BIAYA OPERASI

Peritungan biaya operasi (operation costing) adalah system perhitungan biaya gabungan yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan untuk membebankan biaya bahan baku langsung kepesanan dan pendekatan per departemen untuk membebankan biaya konversi pada produk atau jasa.

Operasi produksi dimana aktivitas konversi sangat mirip di antara berbagai lini produk,tetapi bahan baku langsung yang di gunakan pada berbagai produk sangat berbeda, menggunakan perhitungan biaya operasi.setelah biaya konversi tenaga kerja langsung dan overhead pabrik di akumulasi berdasarkan pesanan atau batch barang,dan perhitungan biaya berdasarkan pesanan membebankan biaya-biaya ini kemudian di bebankan pada produk.industri yang cocok menerapkanperhitungan biaya operasi di antaranya adalah pakaian , pemrosesan makanan , tekstil , sepatu, mebel, pekerjaan logam ,perhiasan, dan peralatan elektronik.



KESIMPULAN

Perhitungan biaya produk adalah proses mengakumulasi ,mengklasifikasi,dan membebankan biaya bahan baku langsung , tenaga kerja langsung ,dan biaya overhead pabrik pada produk atau jasa.

Terdapat beberapa system perhitungan biaya produk dan dapat diklasifikasikan sebagai 
(1) metode akumulasi biaya,(2)metode pengukuran biaya,(3)metode pembebanan biaya overhead pabrik.

Perhitungan beradasarkan pesanan menggunakan beberapa akun buku besar untuk mengendalikan arus biaya produk.

Tarif biaya overhead pabrik yang di tentukan sebelumnya adalah estimasi tariff biaya overhead pabrik ke pesanan tertentu.penentuan tariff biaya overhead pabrik yang ditentukan sebelumnya memiliki empat langkah (1) estimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi yang tepat,biasanya satu thun.(2) pilih penggerak biya yng paling tepat untuk membebankan biaya overhead pabrik ,(3) estimasi total jumlah atau tingkat efektivitas dari penggerak biaya yang tealh dipilih untuk periode operasi tersebut,(4) bagi biaya overhead pabrik yang di anggarkan dengan tingkat aktivitas yang di estimasi dari penggerak biaya yang telah dipilih untuk mendapatkan tariff biaya overhead pabrik yang telah diteentukan sebelumnya.

Perbedaan antara biaya overhead pabrik actual dengan jumlah biaya overhead pabrik dibebankan adalah varians biaya overhead, dapat disebabkan pembebanan biaya overhead terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Pentingnya biaya berdasarkan pesanan digunakan secara luas dalam industry jasa seperti agen periklanan, perusahaan konstruksi , rumah sakit, bengkel dan kantor konsultan ,arsitek, serta akuntan dan kantor hukum.




















MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI



PENDAHULUAN KONSEP DASAR

Karena penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat deduktif normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi, ada keyakinan bahwa premis tersebut bermanfaat untuk landasan pengembangan rerangka konseptual. Premis tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implicit. Dalam rerangka konseptualnya, misalnya, FASB menyebut beberapa konsep seperti conservatism,substance over form,dan accrual basis. 

Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat (postulates), asumsi dasar (basic assumtions), basic features,prinsip umum (broad principles), aksioma (axioms), doktrin (doctrines), konvensi (conventions) ,fundamental (fundamentals), premis dasar, dan kendala (constraints).konsep tersebut secara umum disebut sebagai konsep dasar. Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi tersebut. 



KONSEP DASAR 

A. SUMBER KONSEP DASAR 

1. Ikatan Akuntansi Indonesia 

IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah: Basis Akrual Dan Usaha Berlanjut. 

2. Paul Grady 

Grady mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada satatemen keuangan.kesepuluh konsep dasar tersebut adalah: 

  1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi 
  2. Entitas bisnis spesifik 
  3. Usaha berlanjut 
  4. Penyimbolan secara moneterdalam seperangkat akun 
  5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama 
  6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen 
  7. Konservatisma 
  8. Keterandalan data melalui pengendalian internal 
  9. Materialitas 
  10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran 

3. Accounting Principles Board 

APB menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB Statement No.04.APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan ditarapkannya akuntansi, yaitu: 

  1. Entitas Akuntansi 
  2. Usaha berlanjut 
  3. Pengukuran sumber ekonomok dan kewajiban 
  4. Perioda-perioda waktu 
  5. Pengukuran dalam unit uang 
  6. Akrual 
  7. Harga pertukaran 
  8. Angka pendekatan 
  9. Pertimbangan 
  10. Informasi keuangan umum 
  11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar 
  12. Substansi daripada bentuk 
  13. Materialitas 

4. Wolk,Tearney, dan Dodd 

Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan dan prinsip berorientasi keluaran.ke empat konsep yang di kategorikan sebagai postulat adalah: 

  1. Usaha berlanjut 
  2. Perioda waktu 
  3. Entitas akuntansi 
  4. Unit moneter 

5. Anthony, Hawkins, dan Merchant 

Penulis ini mendaftar sebelas konsep .konsep dsar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statmen keuangan sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statemen laba-rugi. 

  1. Pengukuran dengan unit uang 
  2. Entitas 
  3. Usaha berlanjut 
  4. Kos 
  5. Aspek ganda 
  6. Perioda akuntansi 
  7. Konservatisma 
  8. Realisasi 
  9. Penandingan 
  10. Konsistensi 
  11. Materialitas 

6. Paton dan Littleton 

Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan P & L merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya. Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan P & L: 

  1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha 
  2. Kontinuitas kegiatan/usaha 
  3. Penghargaan sepakatan 
  4. Kos melekat 
  5. Upaya dan capaian/hasil 
  6. Bukti terverifikasi 
  7. Asumsi 


B. KESATUAN USAHA

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. 

1. Batas Kesatuan 

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya,batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik Adalah kendali oleh satu manajemen.oleh karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. 

2. Pengertian Ekuitas 

Karena hubungan antara kesatuan dan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefinisian secara structural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.Dalam hal ini sudut pandang FASB adalah pemilik. 

3. Pengertian Pendapatan 

Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan didefinisi sebagai kenaikan atau aliran masuk asset. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Telah disebutkan diatas, utang kesatuan usaha kepada pemilik disebut ekuitas.pada saat terjadi pendapatan atau kenaikan asset,pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah.De ngan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas. Jadi, pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan utang kesatuan usaha kepada pemilik.dengan demikian definisi pendapatan menurut FASB konsisten dengan konsep kesatuan usaha. 

Dengan cara berfikir yang sama dapat dijelaskan pula mengapa pendapatan juga didefinisi sebagai penurunan kewajiban.kewajiban suatu saat akan mengakibatkan aliran asset keluar.kalau kewajiban turun tanpa dibarengi dengan keluarnya asset berarti jumlah rupiah asset yang tidak jadi keluar akhirnya akan kembali ke pemilik sehinggautang kesatuan usaha kepada pemilik bertambah.ini berarti asset yang tidak jdi keluar menjadi pendapatan. 

4. Pengerttian Biaya 

Definisi biaya sebagai penurunan asset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan asset berkurang.berkurangnya asset inilah yang disebut biaya. Bila pendapatan yang diperoleh diabaikan atau dipisahkan dengan berkurangnya asset, maka berkurangnya asset sebesar kos barang terjual ini akhirnya harus ditanggunga oleh pemilik. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi ekiutas, penalaran yang sama dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa biaya dapat didefinisi sebagai timbulnya kewajiban.penyerahan barang atau produk tidak selalu berasal dari asset tetapi dapat berasal dari kewajiban sehingga biaya dapat didefinisi sebagai timbulnya kewajiban dalam rangka menciptakan pendapatan yang akhirnya mengakibatkan turunnya asset. Jadi, definisi biaya oleh FASB konsisten dengan konsep kesatuan uasaha. 

5. Sistem Berpasangan 

System berpasangan atau aspek ganda yang dikemukakan Antony, Hawkins, dan Merchant, sebenarnya merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha.hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan asset yang dikelolanya dan sumber asset tersebut.Ini berarti bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan harus selalu ditunjukkan.untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah system berpasangan. 

6. Persamaan akuntansi 

Persamaan akuntansi merupakan cara merepresentasi system berpasangan.Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat,system akuntansi harus diorganisasi atas dasar persamaan akuntansi.oleh karena itu persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang merepresentasi elemen statement keuangan.hubungan fungsional antarbuku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 

A = K + E + P - B + I – D 


7. Artikulasi 

Artikulasi sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha.dengan artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama dengan laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. 

Pendekatan asset kewajiban dan pendapatan biaya mengakibatkan pendefinisian, pengukuran dan pengakuan elemen yang satu merupakan produk samping pendefinisiasn, pengukuran, dan pengakuan elemen yang lainnya.Hal ini terjadi karena akuntansi menganut pendekatan artikulasian, yaitu bahwa statemen keuangan harus berartikulasi. dengan pendekatan ini semua perubahan asset bersik akibat transaksi dengan nonpemilik dilaporkan melalui statemen rugi laba dan laba konprehensifsehingga integritas statemen laba-rugi dapat dipertahankan. 



C. KONTINUITAS USAHA 

Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencna pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. 

Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan aptau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang tidak pasti. 

1. Arti Penting Laporan Periodik 

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus-menerus dalam jangka panjang.laba diperoleh melalui kegiatan menyerahkan barang atau jasa yang menimbulkan biaya sebagai aliran keluar asset dan kegiatan mendatangkan pendapatan yang merupakan aliran asset masuk akibat penyerahan barang atau jasa tersebut.dengan demikian kesatuan usaha dapat dipandang sebagai pusat aliran pendapatan dan biaya yang berlangsung terus.kesatuan usaha juga akan mengubah sumber ekonomik yang satu menjadi yang lain secara terus-menerus untuk menyediakan barag atau jasa. 

2. Kedudukan Statemen Laba-Rugi 

Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kesatuan usaha harus dipenggal-penggal dengan perioda waktu sebagai wadah atau penakar. Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam statemen laba-rugi periodic sehingga laba-rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilaidaya melaba. 

3. Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya 

Konsep kontinuitas usaha sangat besar penerapannya dalam mendasari penilaian elemen atau pos neraca dan interprestasi jumlah rupiah yang dimuat didalamnya.Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam satu tahun yang berakhir pada tanggal neraca.dengan kata lain neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam perioda berikutnya. 



D. PENGHARGAAN SEPAKATAN 

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut. 

Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain.objek yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan merupakan fenomena atau realitas perusahaan. 

1. Istilah Yang Tepat 

Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual.Pada saat transaksi terjadi, pencatatan penghargaan sepakatan atau agregat harga memang dapat dikatakan sebagai pencatatan nilai. Tetapi beberapa saat setelah transaksi , nilai dapat berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah rupiah yang tercatat itulah yang yang akan tetap menjadi bahan olah akuntansi.tentu saja, dengan berjalannya waktu jumlah yang tercatat tersebut tidak dapat disebut nilai lagi.Jadi,akuntansi tidak mengolah nilai tetapi penghargaan sepakatan. 

Kalau dalam tiap ungkapan istilah penghargaan sepakatan diganti dengan cost atau nilai, boleh jadi akan terjadi salah interprestasi.walaupun cost tidak pas benar untuk mengganti pengharhgaan sepakatan P & L akhirnya juga memaknai cost sebagai penghargaan sepakatan asalkan cost didefinisi dalam arti yang paling luas. 

2. Jasa Dibalik Kos 

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk mengkuantifikasi objek atau jasa kedalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan sepakatan dalam pertukaran.dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud fisis maupun nonfisis.Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau kapasitas yang kalu ditukarkan dapat menimbulkan daya,kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang diresentasi dalam bentuk kos. 

3. Keterbatasan Informasi Akuntansi 

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk mengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.lebih dari itu, walaupunsegala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif. 



E. KOS MELEKAT

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan,pemecahan dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau jasa. 

1. Saat Pengakuan Nilai Tambah 

Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas pengggabungan berbagai factor produksi untuk menghasilkan produk baru yang manfaatnya lebih tinggi. Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan bermacam-macam factor produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan factor produksi tersebut.tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat pengubahan tersebut dengan menggolongkan, memecah dan mengikhtisarkan kos bahan baku,kos tenaga kerja, kos jasa mesin, dan kos factor produksi lainnya sehinggga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos prooduk. Jadi, konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalmam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. 

2. Wadah Penggabungan 

Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepada pelagganan maka kos melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual. 



F. UPAYA DAN HASIL 

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangga memperoleh hasil berupa pendapatan.dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. 

1. Perlunya Basis Asosiasi 

Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik dan menanggung resiko akhir.ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, Diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan. 

2. Penakar Asosiasi Ideal Dan Praktis 

Penakar yang dimaksud disini tidak lain adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar yang dapat menunjukkan secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatanyang masuk dalam penakar tersebut. Idealnya semua kos dilekatkan pada produk sehingga asosiasi antara biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh biaya tersebut sangat jelas. 

3. Laba Akuntansi Versus Ekonomik 

Dengan konsep ini laba dipandang sebagai residual atauselisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya.laba yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut dengan structural atau formal.disebut laba formal karena laba diperoleh sebagai hasil penerapan ketentuan-ketentuan formal.karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapar berbeda maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan. Namun demikian akuntansi juga mengupayakan agar laba akuntansi sedapat-dapatnya merupakan representasi atau proksi laba ekonomik. 

4. Kos Actual 

Kos timbul Karenna transaksi yang, kejadian atau upaya yang nyata-nyata dilakukan. Untuk mengakui kos harus ada transaksi masa lalu.Dengan kata lain, biaya sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata sehingga kos hipotesis atau asumsian tidak diakui. 

5. Asas Akrual Aatau Himpun 

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbullantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantatan penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang atau jasa yang diserahkan tersebut. 

6. Pengertian Depresiasi 

Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu perioda harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian asset tersebut. Seluruh potensi saja asset tetap jelas akan dimanfaatkan atau dipakai dengan cara tertentu sampai jasa yang terkandung didalamnya habis. Jadi, depresiasi adalah bagian dari kos asset yang telah diperhitungkan sebagai biaya. 

7. Kapasitas Menganggur 

Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda tertentu harus tetap merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau bahkan menambah rugi operasi. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk memisahkan dalam laporan laba-rugi bagian depresiasi tahun berjalan yang merepresentasikapasitas menganggur. 

8. Pos-Pos Luar Biasa 

Untuk menentukan laba periodic, konsep menandingkan yang berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga: 
  • Untung luar biasa, yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan. 
  • Rugi luar biasa, yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil 



G. BUKTI TERVERIFIKASI DAN OBJEKTIF 

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kemanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciftaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut. 

1. Arti Penting Untuk Pengauditan 

Konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.salah satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU. 

2. Objektivitas Bukti 

Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian.bukti yang kuat adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan kebenaran suatu pernyataan. Bukti terverifikkasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. 

3. Objektivitas Relative 

Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Kegiatan usaha tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan analisis laboraturium dan tidak pula mengikuti rumrus-rumus matemetik. Oleh karena itu konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak. 

4. Objektivitas Dan Keterverifikasian Jangka Panjang 

Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Akan tetapi bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. 

Bukti akuntansi juga tidak harus mendasarkan pada bukti yuridis. Itulah sebabnya untuk dapat dinyatakan sebagai asset yang dikuasai kesatuan usaha, suatu asset tidak harus dimiliki kesatuan usaha akan tetapi cukup dikuasai. 



H. ASUMSI 

1. Kontinuitas Usaha 

Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama untuk perusahaan perseorangan yang kecil. 

2. Perioda Satu Tahun 

Pelaporan periodic dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Untuk tujuan “penakaran” terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku/fiscal. Akuntansi menganggap bahwa satu tahun adalah periodewaktu yang tepat untuk pelaporan Karena dianggap tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. 

3. Kos Sebagai Bahan Olah 

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan. 

4. Daya Beli Utang Stabil 

Konsep bahwa rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.dalam perioda-perioda yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu. 

5. Tujuan Mencari Laba 

Konsepp pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatn adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya. Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada perusahaan-perusahaan komersial pada umumnya. 



I. KONSEP DASAR LAIN 

Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L diatas merupakan konsep-konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekayasa pelaporan keuangan. Berikut adalah beberapa konsep yang belum dicakupi konsep dasar P&L: 

1. Substansi Daripada Bentuk 

Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan atau dalm menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda. 

2. Pengakuan Hak Milik Pribadi 

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonooomikatau asset. Pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. 

3. Keanekaragaman Akuntansi Antarentitas 

Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan akuntansi antarkesatuan usaha merupakan suatu hal yang tidak dapatdihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual. Keunikan kesatuan usaha justru menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda agar informasi keuangan lebih menggambarkan keadaan unit usaha yang sebenarnya 

4. Konservatisma 

Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketiddakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mendukung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi resiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu yang mengurangi atau menghilangkan resiko. 

5. Pengendalian Internalmenjamin Keterandalan Data 

Konsep ini menyatakan bahwa system pengendalian internal yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yand tinggi. Konsep yang diajukan Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam akuntansi bukan merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan uasaha mempunyai system pengendalian internal yang memadai. 



J. MANFAAT KONSEP DASAR

Walupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar. P&L menegaskan bahwa penyusun standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih. Pemilihan istilah, misalnya, harus didasarkan atas pikiran yang jernih dan kaedah kebahasaan yang baik bukannya atas selera seseorang yang berkuasa. Demikian juga, standar akuntansi tidak harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi kemasa depan demi perbaikan secara bertahap. 





KESIMPULAN 

Konsep dasar merupakan abstaksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungatan akuntansi. Konsep dasar bersifat asumsi yang validitasnya tidak selalu dapat diuji tetapi bermanfaat sebagai bisnis penalaran. Berbagai sumber menyajikan daftar konsep dasar yang berbeda-beda karena perbedaan persepsi terhadap arti penting suatu konsep untuk disebut sebagai konsep dasar. Konsep dasar yang satu dalam banyak hal merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep dasar yang lain.