Senin, 19 Mei 2014

MEMAHAMI KONSEP DASAR AKUNTANSI



PENDAHULUAN KONSEP DASAR

Karena penalaran dalam perekayasaan pelaporan keuangan bersifat deduktif normatif, penyimpulan harus dimulai dari suatu premis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid tanpa harus diuji kebenarannya. Akan tetapi, ada keyakinan bahwa premis tersebut bermanfaat untuk landasan pengembangan rerangka konseptual. Premis tersebut biasanya berbentuk konsep dan dinyatakan secara eksplisit atau implicit. Dalam rerangka konseptualnya, misalnya, FASB menyebut beberapa konsep seperti conservatism,substance over form,dan accrual basis. 

Konsep semacam itu sering disebut dengan berbagai nama yaitu postulat (postulates), asumsi dasar (basic assumtions), basic features,prinsip umum (broad principles), aksioma (axioms), doktrin (doctrines), konvensi (conventions) ,fundamental (fundamentals), premis dasar, dan kendala (constraints).konsep tersebut secara umum disebut sebagai konsep dasar. Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan terdapat implikasi atau konsekuensi akuntansi tersebut. 



KONSEP DASAR 

A. SUMBER KONSEP DASAR 

1. Ikatan Akuntansi Indonesia 

IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah: Basis Akrual Dan Usaha Berlanjut. 

2. Paul Grady 

Grady mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady mendeskripsi konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada satatemen keuangan.kesepuluh konsep dasar tersebut adalah: 

  1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi 
  2. Entitas bisnis spesifik 
  3. Usaha berlanjut 
  4. Penyimbolan secara moneterdalam seperangkat akun 
  5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama 
  6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen 
  7. Konservatisma 
  8. Keterandalan data melalui pengendalian internal 
  9. Materialitas 
  10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran 

3. Accounting Principles Board 

APB menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB Statement No.04.APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan ditarapkannya akuntansi, yaitu: 

  1. Entitas Akuntansi 
  2. Usaha berlanjut 
  3. Pengukuran sumber ekonomok dan kewajiban 
  4. Perioda-perioda waktu 
  5. Pengukuran dalam unit uang 
  6. Akrual 
  7. Harga pertukaran 
  8. Angka pendekatan 
  9. Pertimbangan 
  10. Informasi keuangan umum 
  11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar 
  12. Substansi daripada bentuk 
  13. Materialitas 

4. Wolk,Tearney, dan Dodd 

Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan dan prinsip berorientasi keluaran.ke empat konsep yang di kategorikan sebagai postulat adalah: 

  1. Usaha berlanjut 
  2. Perioda waktu 
  3. Entitas akuntansi 
  4. Unit moneter 

5. Anthony, Hawkins, dan Merchant 

Penulis ini mendaftar sebelas konsep .konsep dsar 1 sampai 5 dikategori sebagai pelandas statmen keuangan sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategori sebagai pelandas statemen laba-rugi. 

  1. Pengukuran dengan unit uang 
  2. Entitas 
  3. Usaha berlanjut 
  4. Kos 
  5. Aspek ganda 
  6. Perioda akuntansi 
  7. Konservatisma 
  8. Realisasi 
  9. Penandingan 
  10. Konsistensi 
  11. Materialitas 

6. Paton dan Littleton 

Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan P & L merupakan konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya. Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan P & L: 

  1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha 
  2. Kontinuitas kegiatan/usaha 
  3. Penghargaan sepakatan 
  4. Kos melekat 
  5. Upaya dan capaian/hasil 
  6. Bukti terverifikasi 
  7. Asumsi 


B. KESATUAN USAHA

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri,bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. 

1. Batas Kesatuan 

Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya,batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik. Artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik Adalah kendali oleh satu manajemen.oleh karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. 

2. Pengertian Ekuitas 

Karena hubungan antara kesatuan dan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakan utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefinisian secara structural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.Dalam hal ini sudut pandang FASB adalah pemilik. 

3. Pengertian Pendapatan 

Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan didefinisi sebagai kenaikan atau aliran masuk asset. Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Telah disebutkan diatas, utang kesatuan usaha kepada pemilik disebut ekuitas.pada saat terjadi pendapatan atau kenaikan asset,pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah.De ngan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas. Jadi, pendapatan menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan utang kesatuan usaha kepada pemilik.dengan demikian definisi pendapatan menurut FASB konsisten dengan konsep kesatuan usaha. 

Dengan cara berfikir yang sama dapat dijelaskan pula mengapa pendapatan juga didefinisi sebagai penurunan kewajiban.kewajiban suatu saat akan mengakibatkan aliran asset keluar.kalau kewajiban turun tanpa dibarengi dengan keluarnya asset berarti jumlah rupiah asset yang tidak jadi keluar akhirnya akan kembali ke pemilik sehinggautang kesatuan usaha kepada pemilik bertambah.ini berarti asset yang tidak jdi keluar menjadi pendapatan. 

4. Pengerttian Biaya 

Definisi biaya sebagai penurunan asset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan asset berkurang.berkurangnya asset inilah yang disebut biaya. Bila pendapatan yang diperoleh diabaikan atau dipisahkan dengan berkurangnya asset, maka berkurangnya asset sebesar kos barang terjual ini akhirnya harus ditanggunga oleh pemilik. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi ekiutas, penalaran yang sama dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa biaya dapat didefinisi sebagai timbulnya kewajiban.penyerahan barang atau produk tidak selalu berasal dari asset tetapi dapat berasal dari kewajiban sehingga biaya dapat didefinisi sebagai timbulnya kewajiban dalam rangka menciptakan pendapatan yang akhirnya mengakibatkan turunnya asset. Jadi, definisi biaya oleh FASB konsisten dengan konsep kesatuan uasaha. 

5. Sistem Berpasangan 

System berpasangan atau aspek ganda yang dikemukakan Antony, Hawkins, dan Merchant, sebenarnya merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha.hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggungjawabkan asset yang dikelolanya dan sumber asset tersebut.Ini berarti bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan harus selalu ditunjukkan.untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah system berpasangan. 

6. Persamaan akuntansi 

Persamaan akuntansi merupakan cara merepresentasi system berpasangan.Agar penyusunan statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat,system akuntansi harus diorganisasi atas dasar persamaan akuntansi.oleh karena itu persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional buku besar yang merepresentasi elemen statement keuangan.hubungan fungsional antarbuku besar ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 

A = K + E + P - B + I – D 


7. Artikulasi 

Artikulasi sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha.dengan artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama dengan laba dalam statemen perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. 

Pendekatan asset kewajiban dan pendapatan biaya mengakibatkan pendefinisian, pengukuran dan pengakuan elemen yang satu merupakan produk samping pendefinisiasn, pengukuran, dan pengakuan elemen yang lainnya.Hal ini terjadi karena akuntansi menganut pendekatan artikulasian, yaitu bahwa statemen keuangan harus berartikulasi. dengan pendekatan ini semua perubahan asset bersik akibat transaksi dengan nonpemilik dilaporkan melalui statemen rugi laba dan laba konprehensifsehingga integritas statemen laba-rugi dapat dipertahankan. 



C. KONTINUITAS USAHA 

Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencna pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas. 

Konsep ini akan menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan aptau penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang tidak pasti. 

1. Arti Penting Laporan Periodik 

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang dengan jalan menciptakan laba terus-menerus dalam jangka panjang.laba diperoleh melalui kegiatan menyerahkan barang atau jasa yang menimbulkan biaya sebagai aliran keluar asset dan kegiatan mendatangkan pendapatan yang merupakan aliran asset masuk akibat penyerahan barang atau jasa tersebut.dengan demikian kesatuan usaha dapat dipandang sebagai pusat aliran pendapatan dan biaya yang berlangsung terus.kesatuan usaha juga akan mengubah sumber ekonomik yang satu menjadi yang lain secara terus-menerus untuk menyediakan barag atau jasa. 

2. Kedudukan Statemen Laba-Rugi 

Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik masuk dan keluar kesatuan usaha harus dipenggal-penggal dengan perioda waktu sebagai wadah atau penakar. Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam statemen laba-rugi periodic sehingga laba-rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilaidaya melaba. 

3. Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya 

Konsep kontinuitas usaha sangat besar penerapannya dalam mendasari penilaian elemen atau pos neraca dan interprestasi jumlah rupiah yang dimuat didalamnya.Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi dalam satu tahun yang berakhir pada tanggal neraca.dengan kata lain neraca berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam perioda berikutnya. 



D. PENGHARGAAN SEPAKATAN 

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut. 

Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran dengan perusahaan lain.objek yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan merupakan fenomena atau realitas perusahaan. 

1. Istilah Yang Tepat 

Penghargaan sepakatan dalam suatu pertukaran merupakan istilah yang mengandung makna adanya penilaian bersama antara pembeli dan penjual.Pada saat transaksi terjadi, pencatatan penghargaan sepakatan atau agregat harga memang dapat dikatakan sebagai pencatatan nilai. Tetapi beberapa saat setelah transaksi , nilai dapat berubah tetapi jumlah rupiah yang tercatat tidak. Jumlah rupiah yang tercatat itulah yang yang akan tetap menjadi bahan olah akuntansi.tentu saja, dengan berjalannya waktu jumlah yang tercatat tersebut tidak dapat disebut nilai lagi.Jadi,akuntansi tidak mengolah nilai tetapi penghargaan sepakatan. 

Kalau dalam tiap ungkapan istilah penghargaan sepakatan diganti dengan cost atau nilai, boleh jadi akan terjadi salah interprestasi.walaupun cost tidak pas benar untuk mengganti pengharhgaan sepakatan P & L akhirnya juga memaknai cost sebagai penghargaan sepakatan asalkan cost didefinisi dalam arti yang paling luas. 

2. Jasa Dibalik Kos 

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk mengkuantifikasi objek atau jasa kedalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan sepakatan dalam pertukaran.dari segi akuntansi sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud fisis maupun nonfisis.Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau kapasitas yang kalu ditukarkan dapat menimbulkan daya,kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang diresentasi dalam bentuk kos. 

3. Keterbatasan Informasi Akuntansi 

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk mengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.lebih dari itu, walaupunsegala pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif. 



E. KOS MELEKAT

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan,pemecahan dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau jasa. 

1. Saat Pengakuan Nilai Tambah 

Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas pengggabungan berbagai factor produksi untuk menghasilkan produk baru yang manfaatnya lebih tinggi. Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan bermacam-macam factor produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan factor produksi tersebut.tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat pengubahan tersebut dengan menggolongkan, memecah dan mengikhtisarkan kos bahan baku,kos tenaga kerja, kos jasa mesin, dan kos factor produksi lainnya sehinggga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos prooduk. Jadi, konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalmam mengikuti aliran fisis tersebut harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. 

2. Wadah Penggabungan 

Dalam mengikuti aliran fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti bahwa kos digabungkan dengan produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepada pelagganan maka kos melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual. 



F. UPAYA DAN HASIL 

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangga memperoleh hasil berupa pendapatan.dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. 

1. Perlunya Basis Asosiasi 

Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik dan menanggung resiko akhir.ukuran keefektifan ini akan tepat apabila hasil ditandingkan dengan upaya yang menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, Diperlukanlah dasar asosiasi yang tepat dan rasional antara kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan. 

2. Penakar Asosiasi Ideal Dan Praktis 

Penakar yang dimaksud disini tidak lain adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakar yang paling cocok adalah penakar yang dapat menunjukkan secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakar adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatanyang masuk dalam penakar tersebut. Idealnya semua kos dilekatkan pada produk sehingga asosiasi antara biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh biaya tersebut sangat jelas. 

3. Laba Akuntansi Versus Ekonomik 

Dengan konsep ini laba dipandang sebagai residual atauselisih pengukuran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan biaya.laba yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut dengan structural atau formal.disebut laba formal karena laba diperoleh sebagai hasil penerapan ketentuan-ketentuan formal.karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapar berbeda maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomika atau perpajakan. Namun demikian akuntansi juga mengupayakan agar laba akuntansi sedapat-dapatnya merupakan representasi atau proksi laba ekonomik. 

4. Kos Actual 

Kos timbul Karenna transaksi yang, kejadian atau upaya yang nyata-nyata dilakukan. Untuk mengakui kos harus ada transaksi masa lalu.Dengan kata lain, biaya sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata sehingga kos hipotesis atau asumsian tidak diakui. 

5. Asas Akrual Aatau Himpun 

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbullantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantatan penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang atau jasa yang diserahkan tersebut. 

6. Pengertian Depresiasi 

Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu perioda harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian asset tersebut. Seluruh potensi saja asset tetap jelas akan dimanfaatkan atau dipakai dengan cara tertentu sampai jasa yang terkandung didalamnya habis. Jadi, depresiasi adalah bagian dari kos asset yang telah diperhitungkan sebagai biaya. 

7. Kapasitas Menganggur 

Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metoda tertentu harus tetap merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut menimbulkan atau bahkan menambah rugi operasi. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk memisahkan dalam laporan laba-rugi bagian depresiasi tahun berjalan yang merepresentasikapasitas menganggur. 

8. Pos-Pos Luar Biasa 

Untuk menentukan laba periodic, konsep menandingkan yang berorientasi jangka panjang akan memasukkan juga: 
  • Untung luar biasa, yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi tanpa upaya yang jelas dan direncanakan. 
  • Rugi luar biasa, yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi akibat hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh hasil 



G. BUKTI TERVERIFIKASI DAN OBJEKTIF 

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kemanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciftaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut. 

1. Arti Penting Untuk Pengauditan 

Konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif menjadi penting dalam kaitannya dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.salah satu criteria kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan disajikan sesuai dengan PABU. 

2. Objektivitas Bukti 

Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian.bukti yang kuat adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan kebenaran suatu pernyataan. Bukti terverifikkasi adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran pernyataan. 

3. Objektivitas Relative 

Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Kegiatan usaha tidak memungkinkan untuk dijadikan bahan analisis laboraturium dan tidak pula mengikuti rumrus-rumus matemetik. Oleh karena itu konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak. 

4. Objektivitas Dan Keterverifikasian Jangka Panjang 

Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif. Akan tetapi bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan dengan konsep kontinuitas usaha. 

Bukti akuntansi juga tidak harus mendasarkan pada bukti yuridis. Itulah sebabnya untuk dapat dinyatakan sebagai asset yang dikuasai kesatuan usaha, suatu asset tidak harus dimiliki kesatuan usaha akan tetapi cukup dikuasai. 



H. ASUMSI 

1. Kontinuitas Usaha 

Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama untuk perusahaan perseorangan yang kecil. 

2. Perioda Satu Tahun 

Pelaporan periodic dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaan penting dalam akuntansi. Untuk tujuan “penakaran” terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun buku/fiscal. Akuntansi menganggap bahwa satu tahun adalah periodewaktu yang tepat untuk pelaporan Karena dianggap tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. 

3. Kos Sebagai Bahan Olah 

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan. 

4. Daya Beli Utang Stabil 

Konsep bahwa rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.dalam perioda-perioda yang mengalami inflasi cukup tinggi asumsi tersebut jelas tidak berlaku lagi untuk tujuan-tujuan tertentu. 

5. Tujuan Mencari Laba 

Konsepp pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatn adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos. Perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan laba. Asumsi ini tidak diragukan kelayakannya. Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang melekat pada perusahaan-perusahaan komersial pada umumnya. 



I. KONSEP DASAR LAIN 

Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L diatas merupakan konsep-konsep dasar yang terpadu dan lengkap sebagai landasan konseptual untuk merekayasa pelaporan keuangan. Berikut adalah beberapa konsep yang belum dicakupi konsep dasar P&L: 

1. Substansi Daripada Bentuk 

Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep ditingkat perekayasaan atau dalm menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun makna yuridis mungkin menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda. 

2. Pengakuan Hak Milik Pribadi 

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara yuridis. Tanpa konsep ini kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonooomikatau asset. Pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. 

3. Keanekaragaman Akuntansi Antarentitas 

Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan akuntansi antarkesatuan usaha merupakan suatu hal yang tidak dapatdihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi dan karakteristik kesatuan usaha individual. Keunikan kesatuan usaha justru menghendaki perlakuan akuntansi yang berbeda agar informasi keuangan lebih menggambarkan keadaan unit usaha yang sebenarnya 

4. Konservatisma 

Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketiddakpastian tersebut. Sikap konservatif juga mendukung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi resiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu yang mengurangi atau menghilangkan resiko. 

5. Pengendalian Internalmenjamin Keterandalan Data 

Konsep ini menyatakan bahwa system pengendalian internal yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yand tinggi. Konsep yang diajukan Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam akuntansi bukan merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-taksiran sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan uasaha mempunyai system pengendalian internal yang memadai. 



J. MANFAAT KONSEP DASAR

Walupun telah disinggung sebelumnya bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi, konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam berargumen untuk menentukan konsep prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar. P&L menegaskan bahwa penyusun standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih. Pemilihan istilah, misalnya, harus didasarkan atas pikiran yang jernih dan kaedah kebahasaan yang baik bukannya atas selera seseorang yang berkuasa. Demikian juga, standar akuntansi tidak harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus lebih berorientasi kemasa depan demi perbaikan secara bertahap. 





KESIMPULAN 

Konsep dasar merupakan abstaksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungatan akuntansi. Konsep dasar bersifat asumsi yang validitasnya tidak selalu dapat diuji tetapi bermanfaat sebagai bisnis penalaran. Berbagai sumber menyajikan daftar konsep dasar yang berbeda-beda karena perbedaan persepsi terhadap arti penting suatu konsep untuk disebut sebagai konsep dasar. Konsep dasar yang satu dalam banyak hal merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep dasar yang lain. 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar