KATA-KATA BIJAK

BIJAKSANA BERMULA DARI KATA-KATA DAN PENERAPAN DIKEHIDUPAN, DAN BERIKUT KATA-KATA BIJAK YG SAYA PEROLEH DARI BERBAGAI SUMBER. BY.VENDRIAN DINATA

RIP PES 2014

GAME RIP PES 2014 (2.14 GB) BY.VENDRIAN DINATA

NEED FOR SPEED RIVAL 3GB

GAME RACING SERU, DENGAN GAMBAR YANG REALISTIS DAN PENUH TANTANGAN. BY.VENDRIAN DINATA

DOWNLOAD SPSS V.20 FULL VERSION IDWS

Membantu menangani berbagai permasalahan statistik, terutama bagi kalain yang sedang menyusun skripsi pasti butuh spss sebagai pengolah data. by.vendrian dinata

ONE PIECE THE MOVIE

BERBAGAI FILM THE MOVIE ONE PIECE

Senin, 31 Maret 2014

PENGENDALIAN ATAS STRATEGIS TERDIFERENSIASI

BAB II
PENGENDALIAN ATAS STRATEGIS YANG TERDIFERENSIASI

                Banyak faktor yang secara bersama-sama memengaruhi struktur organsasi dan proses pengendalian manajemen di dalam suatu perusahaan. Para peneliti telah mencoba untuk menguji faktor-faktor ini dengan menerapkan apa yang disebut teori kontinjensi; nama itu berarti bahwa struktur dan proses bergantung, atau kontinjen terhadap, berbagai faktor internal dan eksternal. Studi-studi penelitian telah mengidentifikasikan faktor-faktor penting yang memengaruhi desain sistem pengendalian-di antaranya adalah ukuran, lingkungan, teknologi, saling ketergantungan, dan strategi.


Strategi Korporat
Logika untuk menghubungkan pengendalian dengan strategi didasarkan pada garis pemikiran berikut ini:
  • Organisasi yang berbeda umumnya beroperasi dalam konteks strategi yang berbeda.
  • Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas, faktor kunci keberhasilan, keterampilan, perspektif, dan perilaku yang berbeda untuk pelaksanaan yang efektif.
  • Sistem pengendalian adalah sistem pengukuran yang memengaruhi perilaku dan orang-orang yang aktivitasnya sedang diukur.

·         Dengan demikian, keprihatinan yang selalu ada dalam merancang sistem pengendalian sebaiknya adalah apakah perilaku yang dipengaruhi oleh sistem tersebut tetap konsisten dengan strategi.


1.      Implikasi  Terhadap Struktur Organisasi
                Strategi korporat adalah suatu kontinum dengan strategi "industri tunggal" pada satu ujung dan" diversifikasi tidak berhubungan" di ujung yang lain. Lokasi suatu perusahaan pada kontinum tersebut bergantung pada luas dan jenis diversifikasinya. Strategi korporat yang berbeda mengimplikasikan struktur organisasi yang berbeda dan, pada gilirannya, pengendalian yang berbeda.
                Di ujung industri tunggal, perusahaan cenderung terorganisasi secara fungsional. Manajer senior bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi perusahaan secara keseluruhan guna bersaing dalam industri yang dipilihnya serta untuk strategi fungsionalnya dalam bidang-bidang seperti penelitian dan pengembangan, produksi, dan pemasaran. Tetapi, tidak semua perusahaan industri tunggal di organisasi secara fungsional.
                Ketika suatu perusahaan berpindah dari ujung industri tunggal ke ujung diversifikasi yang tidak berhubungan, otonomi dari manajer unit bisnis cenderung untuk meningkat karena dua alasan. Pertama, tidak seperti perusahaan industri tunggal, manajer senior dari perusahaan yang terdiversifikasi tidak berhubungan mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keahlian untuk membuat keputusan strategis dan operasi untuk sekelompok unit bisnis yang berbeda. Kedua, hanya terdapat sedikit saling ketergantungan lintas unit bisnis dalam suatu konglomerat, semen tara terdapat sejumlah besar saling ketergantungan antar unit bisnis dalam perusahaan industri tunggal dan perusahaan terdiversifikasi yang berhubungan; saling ketergantungan yang lebih besar membutuhkanlebih banyak intervensi oleh manajer puncak.
Strategi Korporat yang Berbeda: Implikasi terhadap Struktur Organisasi



Industri Tunggal
Diversifikasi Berhubungan
Diversifikasi Tidak Berhubungan
Struktur organisasi
Fungsional
Unit usaha
Induk perusahaan
Pengenalan industri dari manajemen korporat
Tinggi
Rendah
Latar belakang fungsional dari manajemen korporat
Pengalaman operasi yang relevan (produksi, pemasaran, litbang)
Utamanya keuangan
Wewenang pengambilan keputusan
Lebih tersentralisasi
Lebih terdesentralisasi
Ukuran staf korporat
Tinggi
Rendah
Ketergantungan pada promosi internal
Tinggi
Rendah
Penggunaan transfer lateral
Tinggi
Rendah
Budaya korporat
Kuat
Lemah


2.      Implikasi terhadap Pengendalian Manajemen
                Setiap  organisasi, bagaimanapun selaras strukturnya dengan strategi pilihannya, tidak dapat secara efektif menerapkan strateginya tanpa sistem pengendalian manajemen yang konsisten. Sementara struktur organisasi menentukan hubungan pelaporan serta tanggung jawab dan wewenang dari manajer yang berbeda, hal itu memerlukan sistem pengendalian yang dirancang dengan memadai agar dapat berfungsi seeara efektif.
Strategi perusahaan yang berbeda mengimplikasikan perbedaan - perbedaan berikut ini dalam konteks di mana pengendalian perlu dirancang:
·         Ketika perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, para manajer tingkat korporat mungkin tidak memiliki pengetehuan yang signifikan mengenai, atau pengalaman dalam, aktivitas dari berbagai unit bisnis.
·         Perusahaan-perusahaan industri tunggal dan terdiversifikasi yang berhubungan memiliki kompentensi inti tingkat korporat (teknologi nirkabel dalam kasus Motorola) atas mana strategi dari hampir semua unit bisnis didasarkan. Oleh karena itu, saluran-saluran komunikasi dan alih kompentensi lintas unit adalah sangat penting pada perusahaan-perusahaan semacam itu. Sebaliknya, terdapat tingkat saling ketergantungan yang rendah antar unit bisnis dari perusahaan terdiversifikasi tidak berhubungan.

2.1.           Perencanaan Strategis

Dengan rendahnya tingkat saling ketergantungan, konglomerat cenderung menggunakan sistem perencanaan strategis vertikal yaitu, unit bisnis menyiapkan rencana strategis dan menyerahkannya kepada manajemen senior untuk ditinjau dan disetujui. Karena tingginya tingkat saling ketergantungan, sistem perencanaan strategis untuk perusahaan perusahaan yang terdiversifikasi terhubung dan industri tunggal cenderung bersifat baik vertikal maupun horizontal. Dimensi horizontal dapat dimasukkan ke dalam proses perencanaan strategis dengan berbagai cara yang berbeda. Pertama, kelompok eksekutif dapat diberikan tanggung jawab untuk mengembangkan rencana strategis bagi kelompok tersebut seluruhnya yang secara eksplisit mengidentifikasikan sinergi lintas unit bisnis individual dalam kelompok tersebut. Kedua, rencana strategis dari unit bisnis individual dapat memiliki bagian yang saling tergantung, di mana manajer umum dari unit bisnis mengidentifikasikan kaitan-kaitan penting dengan unit bisnis lain dan bagaimana kaitan tersebut akan dieksploitasi. Ketiga, kantor korporat dapat memerlukan rencana strategis bersama untuk unit bisnis yang saling tergantung. Akhirnya, rencana strategis dari unit bisnis individual dapat disirkulasikan kepada para manajer dari unit bisnis yang serupa untuk dikritik dan ditinjau.

2.2.                       Penyusunan Anggaran

                Dalam perusahaan industri tunggal, CEO dapat mengetahui operasi perusahaan secara mendalam dan manajer unit bisnis cenderung memiliki hubungan yang lebih sering. Dengan demikian, CEO dari perusahaan industri tunggal dapat mengendalikan operasi bawahannya melalui mekanisme informal dan berorientasi pada pribadi, seperti interaksi antar pribadi yang sering. Jika demikian, hal ini mengurangi kebutuhan untuk sangat mengandalkan sistem penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian.
                Karakteristik sistem penyusunan anggaran berikut ini dalam suatu perusahaan konglomerat:
·         Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam mengembangkan anggaran mereka karena merekalah, bukan kantor korporat, yang memiliki hampir semua informasi mengenai produk/lingkungan pasarnya masing-masing.
·         Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian anggaran karena CEO tidak memiliki pengendalian informal lain yang tersedia.

 2.3.                       Penetapan Harga Transfer
                Transfer barang dan jasa antar unit bisnis lebih sering terjadi pada perusahaan industri tunggal dan perusahaan terdiversifikasi yang berhubungan dibandingkan dengan pada perusahaan konglomerat. Kebijakan penetapan harga transfer umumnya dalam suatu konglomerat adalah untuk memberikan fleksibilitas pencarian sumber bagi unit bisnis dan mempergunakan harga transaksi pasar. Tetapi, dalam suatu perusahaan industri tunggal atau perusahaan terdiversifikasi yang berhubungan, sinergi dapat menjadi penting, dan unit-unit bisnis mungkin tidak diberikan kebebasan untuk membuat keputusan pencarian sumber.


2.4.                       Kompensasi lnsentif
Kebijakan kompensasi insentif cenderung berbeda lintas strategi korporat dalamhal hal berikut ini:
                Penggunaan rumus. Konglomerat, umumnya, lebih mungkin menggunakan rumus untuk menentukan bonus manajer unit bisnis; yaitu, perusahaan dapat mendasarkan porsi yang lebih besar dari bonus pada ukuran-ukuran keuangan kuntitatif, seperti X persen bonus atas nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) aktual di atas EVA yang dianggarkan. Rencana bonus berdasarkan rumus ini digunakan karena manajemen senior biasanya tidak mengetahui apa yang terjadi dalam berbagai bisnis yang berbeda.
                Ukuran-ukuran profitabilitas. Dalam kasus perusahaan terdiversifikasi yang tidak berhubungan, bonus insentif dari manajer unit bisnis cenderung terutama ditentukart oleh profitabilitas dariunit tersebut, dan bukan oleh profitabilitas dari perusahaan. Tujuannya adalah guna memotivasi para manajer untuk bertindak seakan-akan unit bisnis tersebut merupakan perusahaan mereka sendiri.



Strategi Unit Bisnis

Sampai sejauh ini telah dibahas mengenai variasi dalam sistem pengendalian lintas perusahaan, dengan mengambil perusahaan secara keseluruhan sebagai unit observasi. Pada bagian ini, dipertimbangkan mengenai perbedaan intraperusahaan dalam sistem pengendalian. Korporasi terdiversifikasi mensegmentasi dirinya sendiri menjadi unit-­unit bisnis dan biasanya menugaskan strategi yang berbeda pada masing-masing unit bisnis. Unit bisnis tersebut memiliki cira-cara generik untuk bersaing dan mengembangkan suatu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan: biaya rendah dan diferensiasi.

1.      Misi
Misi untuk unit bisnis yang ada sekarang dapat berupa membangun, mempertahankan, atau memanen. Misi terdiri dari atas kontinum, dengan “murni membangun”pada satu sisi dan “murni memanen” pada sisi yang lain.
Misi pengendalian yang "sesuai" dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini:
·         Misi unit bisnis tersebut memengaruhi ketidakpastian yang dihadapi olehrnanajer umum serta trade off antara jangka panjang versus jangka pendek yang mereka buat.
·         Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian secara efektif dan membuat trade off jangka pendek versus jangka panjang yang memadai.
·         Dengan demikian, misi yang berbeda sering kali memerlukan sistem pengendalian manajemen berbeda.


1.1. Misi dan Ketidakpastian
Unit-unit yang "membangun" cenderung menghadapi ketidakpastian lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan unit-unit yang "memanen" karena beberapa alasan.
  • Strategi membangun biasanya dilaksanakan pada tahap pertumbuhan dari siklus hidup produk, sementara strategi memanen biasanya dilaksanakan pada lahar dewasa/menurun dari siklus hidup produk
  • Tujuan dari unit bisnis yang membangun adalah untuk meningkatkan pangsa pasar.
  • Baik pada sisi input maupun output, para manajer dari unit bisnis yang membangun cenderung mengalami ketergantungan yang lebih besar pada individu dan organisasi eksternal dibandingkan dengan para manajer dari unit bisnis yang memanen.



1.2. Misi dan Rentang Waktu
Pemilihan strategi membangun versus strategi memanen mempunyai implikasi trade off antara laba jangka pendek versus laba jangka panjang. Strategi membangun pangsa pasar meliputi (a) pemotongan harga, (b) pengeluaran litbang yang besar (untuk memperkenalkan produk-produk baru), dan (c) pengeluaran pengembangan pasar utama. Tindakan-tindakan ini ditujukan untuk membangun kepemimpinan pasar, namun tindakan-tindakan tersebut menekan laba jangka pendek.


1.3. Perencanaan Strategis
Dalam mendesain proses perencanaan strategis, beberapa masalah desain perlu dipertimbangkan. Respons dari suatu unit bisnis terhadap masalah-masalah ini cenderung bergantung Pada misi yang dikejarnya.
Ketika lingkungan adalah tidak pasti, proses perencanaan strategis menjadi sangat penting. Manajemen perlu memikirkan mengenai bagaimana cara untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, dan ini biasanya memerlukan pandangan perencanaan yang lebih jauh dibandingkan dengan apa yang dimungkinkan oleh anggaran tahunan. Jika lingkungan tersebut adalah stabil, mungkin tidak terdapat proses perencanaan strategis sama sekali atau hanya rencana strategis "umum." Dengan demikian, proses perencanaan strategis adalah lebih kritis dan lebih penting untuk unit bisnis yang membangun, dibandingkan dengan unit bisnis yang memanen. Meskipun demikian, beberapa perencanaan strategis dari unit bisnis yang memanen mungkin diperlukan karena rencana strategis perusahaan secara keseluruhan harus mencakup seluruh bisnisnya untuk secara efektif menyeimbangkan arus kas.


1.4. Penyusunan Anggaran
Implikasi untuk mendesain sistem penyusunan anggaran guna mendukung berbagai misi. Aspek-aspek perhitungan dari analisis varians yang membandingkan hasil aktual dengan anggaran mengidentifikasikan varians. varians sebagai menguntungkan atau tidak menguntungkan. Tetapi, suatu varians yang menguntungkan tidak berarti mengimplikasikan kinerja yang memuaskan, tidak berarti juga bahwa varians yang tidak menguntungkan menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan. Kaitan antara varians yang menguntungkan dengan varians yang tidak menguntungkan, di satu pihak, dengan kinerja yang memuaskan atau tidak memuaskan, di pihak lain, bergantung pada konteks strategis dari unit bisnis yang dievaluasi.
Masalah terkait adalah seberapa, pentingnya pencapaian anggaran ketika mengevaluasi kinerja manajer unit usaha. Semakin besar ketidakpastian, semakin sulit bagi atasan untuk menganggap target anggaran para bawahan sebagai komitmen pasti dan untuk mempertimbangkan varians anggaran yang tidak menguntungkan sebagai indikator yang jelas dari kinerja yang buruk. Karena alas an ini anggaran kurang diandalkan di unit bisnis yang membangun dibandingkan dengan di unit bisnis yang memanen.
Perbedaan-perbedaan tambahan berikut ini dalam proses penyusunan anggaran kemungkinan besar ada di antara unit bisnis yang membangun dan unit bisnis yang memanen:
·         Berkebalikan dengan unit bisnis yang memanen, revisi anggaran kemungkinan lebih sering terjadi untuk unit bisnis yang membangun karena perubahan lingkungan produk/pasarnya lebih sering terjadi.
·         Manajer unit bisnis yang membangun mungkin mempunyai input dan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan manajer unit bisnis yang memanen dalam memformulasikan anggaran.

 1.5.  Sistem Kompensasi lnsentif
Dalam merancang paket kompensasi insentif bagi manajer unit bisnis, pertanyaan- pertanyaan berikut ini perlu dijawab:
  1. Berapakah sebaiknya ukuran pembayaran bonus insentif relatif terhadap gaji pokok manajer umum? Haruskah pembayaran bonus insentif tersebut mempunyai batas alas?
  2. Ukuran-ukuran kinerja manakah (misalnya, laba, EVA, volume penjualan, pangsa pasar, pengembangan produk) yang sebaiknya digunakan ketika memutuskan penghargaan bonus insentif manajer umum? Jika beragam ukuran kinerja dipergunakan, bagaimana sebaiknya ukuran-ukuran tersebut diberi bobot?
  3. Seberapa andalnya penilaian subjektif dalam memutuskan jumlah bonus?
  4. Seberapa sering (setengah tahun, tahunan, dua tahunan, dan seterusnya) penghargaan insentif diberikan?


 2.      Keunggulan Kompetitif

Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik sebagai remain terdiferensiasi atau sebagai remain biaya rendah. Memilih pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis karena tiga alasan.

Pertama, inovasi produk adalah lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini sebagian disebabkan karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan eksklusivitasnya, yang memerlukan inovasi produk lebih besar. Sementara unit bisnis yang berbiaya rendah, dengan penekan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih memilih untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.

Kedua, unit bisnis biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk yang sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala ekonomi.

Ketiga, unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat komoditas, dan produk-produk ini sukses semata-mata karena memilikiharga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk saingan.

Hal yang spesifik dari sistem pengendalian untuk unit bisnis biaya rendahdan unit bisnis diferensiasi adalah serupa dengan yang telah diuraikan sebelumnya untuk unit bisnis yang memanen dan unit bisnis yang membangun. Hal ini disebabkan karena ketidakpastian yang dihadapi unit bisnis biaya rendah dan unit bisnis di£erensiasi adalah serupa dengan ketidakpastian yang dihadapi oleh unit bisnis yang memanen dan membangun.



Gaya Manajemen Puncak

Fungsi pengendalian manajemen dalam organisasi dipengaruhi oleh gaya manajemen senior. Gaya dari CEO memengaruhi proses pengendalian manaje-men di seluruh organisasi. Jeff Bezos di Amazon.com, Steve Case di AOL, John Chambers di Cisco, Jack Welch di General Electric, Harold Geneen di ITT, dan Percy Barnevik di ABB adalah contoh-contoh yang sudah dipublikasikan dengan luas. Secara serupa, gaya manajer unit bisnis memengaruhi proses pengendalian manajemen dari unit bisnis tersebut, dan gaya dari manajer departemen fungsional memengaruhi proses pengendalian manajemen di bidang fungsional mereka. Jika layak, para perancang sebaiknya mempertimbangakan gaya mana-jemen dalam merancang sistem pengendalian operasi. (Jika CEO berpartisipasi secara aktif dalam desain sistem, sebagaimana seharusnya, sistem ini akan mencerminkan preferensi-preferensi mereka.)


1.      Perbedaan dalam Gaya Manajemen
Para manajer mengelola secara berbeda. Beberapa manajer sangat bergantung pada laporan dan dokumen formal tertentu, semen tara yang lainnya lebih menyukai percakapan dan kontak yang informal. Beberapa manajer berpikir dalam hal-hal yang konkret, sementara yang lain berpikir secara abstrak. Beberapa manajer bersifat analitis; sementara yang lainnya menggunakan metode coba-coba (trial and error). Beberapa manajer menyukai risiko; sementara yang lainnya menghindari risiko. Beberapa manajer berorientasi pada proses; semen-tara yang lainnya berorientasi pada hasil. Beberapa manajer berorientasi pada manusia; sementara yang lainnya berorientasi pada tugas. Beberapa manajer adalah orang yang bersahabat; sementara yang lainnya adalah orang yang sombong. Beberapa manajer berorientasi pada jangka panjang; sementara yang lainnya berorientasi pada jangka pendek. Beberapa manajer mendominasi pengambilan keputusan (Teori X); sementara yang lainnya mendorong partisipasi organisasi dalam pengambilan keputusan (Teori Y). Beberapa manajer menekan-kan pada penghargaan moneter; sementara yang lainnya menekankan pada penghargaan yang lebih luas.


2.      Implikasi terhadap pengendalian manajemen
Barbagai dimensi dari gaya menajemen memengaruhi secara signifikan operasi sistem pengendalian. Bahkan jika laporan yang sama dengan sekelompok data yang sama dilaporkan dengan frequensi yang sama kepada CEO, dua CEO dengan gaya yang berbeda akan menggunakan laporan-laporan ini dengan sangat berbeda guna mengelola unit bisnis.


2.1.   Pengendalian personal versus impersonal
Kehadiran pengendalian personal versus pengendalian impersonal dalam organisasi adalah sebuah aspek dari gaya manajerial. Manajer berbeda dalam hal seberapa pentingnya anggaran dan laporan-laporan formal serta percakapan informal dan kontak personal lainnya. Beberapa manajer “beroperasi pada angka”; mereka menginginkan arus informasi kuantitatif yang besar dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk menganalisis informasi dan mengambil kesimpulan tentatif darinya. Para manajer yang lain “beroperasi pada manusia”; mereka melihat beberapa angka, tetapi mereka biasanya sampai pada kesimpulan mereka melalui pembicaraan dengan orang-orang, penilaian atas relevansi dan pentingnya dari apa yang mereeka pelajari sebagian atas penilaian mereka terhadap orang lain.

2.2.   Pengendalian ketat versus pengendalian longgar
Gaya manajamen mempengaruhi tingkat dari pengendalian ketat versus pengendalian longgar dalam situasi apapun. Manajer dari pusat tanggung jawab produksi rutin dapat dikendalikan dengan relatif ketat atau longgar, dan pengendalian aktual mencerminkan gaya dari atasan manajer. Dengan demikian, tingkat keketatan atau kelonggaran sering kali tidak diungkapkan oleh isi dari bentuk atau aspek dari dokumen pengendalian formal, peraturan-peraturan, atau prosedur. Hal ini adalah faktor dari bagaimana alat-alat formal ini dipergunakan.



Kesimpulan

Strategi korporat
  1. Organisasi yang berbeda umumnya beroperasi dalam konteks strategi yang berbeda.
  2. Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas.
  3. Sistem pengendalian adalah sistem pengukuran yang mempengaruhi perilaku dari orang-orang yang aktifitasnya sedang diukur.
  4. Dengan demikian, keprihatinan yang selalu ada dalam merancang sistem pengendalian sebaiknya adalah apakah perilaku yang dipengaruhi oleh sistem tersebut tetap konsisten dengan strategi.

Strategi perusahaan yang berbeda mengimplikasikan perbedaan-perbedaan berikut;
  • Ketika perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, para manajer tingkat korporat mungkin tidak memiliki pengetahuan yang signifikan mengenai pangalaman dalam, aktivitas dari berbagai unit bisnis.
  • Perusahaan-perusahaan industri tunggal dan terdiversifikasi yang berhubungan memiliki kompetensi inti tingkat korporat.
  • Karakteristik sistem penyusunan anggaran.
  • Manajer unit bisnis memiliki pengaruh yang agak lebih besar dalam mengembangkan anggaran mereka.
  • Tekanan yang lebih besar sering kali diletakkan pada pencapaian anggaran karena CEO tidak memiliki pengendalian informal yang tersedia.

Strategi Unit Bisnis
Misi pengendalian yang sesuai dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut;
  • Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidakpastian yang dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang versus jangka pendek yang mereka buat.
  • Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian secara efektif dan membuat trade off jangka pendek versus jangka panjang yang memadai.
  • Misi yang berbeda sering kali memerlukan sistem pengendalian yang manajemen berbeda.
Misi dan ketidakpastian
Strategi membangun dilaksankan pada tahab pertumbuhan dari siklus hidup produk, strategi memanen dilaksanakan pada tahap dewasa dari siklus hidup produk.

  • Tujuan dari unit bisnis yang membangun adalah untuk meningkatkan pangsa pasar.
  • Manajer unit bisnis memiliki ketergantungan pada individu dan oganisasi eksternal dibandingkan dengan para manajer dari unit bisnis yang memanen.
  • Manajer unit bisnis membangun kemungkinan besar memiliki pengalaman yang lebih sedikit dalam industri.
Strategi membangun pangsa pasar;
  • Pemotongan harga.
  • Pengeluaran litbang yang besar.
  • Pengeluaran pengembangan pasar utama.
Keunggulan kompetitif.
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Strateginya adalah;
  1. Inovasi produk adalah penting bagi unit bisnis terdiferensiasi karena terfokus pada keunikan dan eksklusivitasnya yang memerlukan inovasi produk yang lebih besar.
  2. Unit bisnis biaya rendah, biasanya memiliki lini produk yamg sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala ekonomi.
  3. Unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat komoditas dan produk-produk ini sukses semata-mata karena memiliki harga yang rendah dibandingkan dengan produk saingan.


Gaya manajemen puncak

Perbedaan dalam gaya manajemen, dipengaruhi oleh latar belakang dan kepribadian dari manajer yang bersangkutan seperti umur, pendidikan, pengalaman dan lainnya. Implikasi terhadap pengendalian manajemen, gaya manajemen mempengaruhi proses pengendalian manajemen bagaimana CEO memilih untuk menggunakan informasi tersebut, mengadakan informasi tersebut, mengadakan pertemuan-pertemuan peninjauan kinerja dan seterusnya yang akhirnya mempengaruhi sistem pengendalian.

Saran
  • Baik bagi anda untuk memahami pengendalian atas strategi yang terdiferensiasi ini kerena, dalam hal ini membahas tentang hubungan antara perbedaan strategi antara perbedaan strategi tingkat bisnis pengendalian.
  • Artikel ini Butuh sedikit pemahaman lebih dalam membacanya, karena buku acuannya adalah buku terjemahan. Jadi, ada sedikit yang kesulitan dalam memahaminya.
  • Apabila ada salah dan kekurangan dalam makalah ini, mohon kiranya saran dan tanggapan yang membangun demi kebaikan makalah ini.






Daftar Pustaka
Anthony Robert N. Vijay Govindarajan. 2005 :  Management Control System , 11th Edition. The McGraw-Hill Companice,Inc.


Vendrian Dinata.

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.  Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Sebagai contoh misalnya Analisis SWOT yang saya lakukan untuk mengetahui peta kekuatan dalam blogging. maka analisis SWOT-nya:
  • Strength- tulisan yang saya lakukan merupakan tulisan yang saya peroleh dari pengalaman di bangku kuliah.- saya menggunakan blog dengan menggunakan cms wordpress sehingga optimasi dan fiturnya begitu mudah. - saya menggunakan domain dot com sehingga mempunyai nilai lebih dalam pengaturan.
  • Kelemahan- tidak memiliki kemampuan menulis jurnalistik.- lemah dalam programming web. - tidak memiliki pengalaman dalam blogging.
  • Opportunities- bergabung dengan komunitas blog.- blog saya terintegrasi dengan jejaring sosial.
  • threats-data blog yang hilang.-server down. -keterbatasan waktu dalam blog dikarenakan kesibukan di dunia nyata.


setelah dibuat matriknya dan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita maka saya melakukan strategi untuk meningkatkan kemampuan saya dalam ngeblog. Strategi yang yang memungkinkan yaitu dengan mengurangi faktor weakness dan meningkatkan strength saya dalam blogging.

Audit Atas Siklus Perolehan Dan Pembayaran Kembali Modal



Ciri Khas yang mempengaruhi

Empat karakteristik siklus perolehan dan pelunasan kembali modal mempengaruhi secara signifikan audit terhadap akun-akun berikut:
  1. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap transaksi  seringkali jumlahnya material. Misalnya, sebagian besar perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi seringkali obligasi diterbitkan, umumnya dalam jumlah yang besar. Oleh karena berjumlah besar, umumnya dilakukan verifikasi terhadap setiap transaksi yang terjadi dalam siklus tersebut untuk seluruh tahun sebagai bagian dalam verifikasi atas akun neraca. Tidaklah lazim untuk melihat kertas kerja audit yang meliputi saldo awal dari setiap akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal atau hutang jangka panjang dan dokumentasi dari setiap transaksi yang terjadi selama tahun yang bersangkutan.
  2. jika Tidak dimasukkannya satu transaksi tertentu, mungkin jumlahnya akan material. Dengan pertimbangan akibat dari pelaporan kewajiban serta kurang saji modal, pengabaian suatu transaksi merupakan masalah audit yang utama.
  3. Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen-dokumen pemilikan yang serupa.Dalam melakukan audit atas transaksi-transaksi dan jumlah-jumlah dalam siklus ini, harus benar-benar yakin bahwa syarat-syarat hukum penting yang mempengaruhi laporan keuangan telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.
  4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan modal. Dalam audit terhadap hutang berbunga, dianggap perlu untuk melakukan verifikasi secara bersamaan atas beban dan hutang bunga. Verifikasi ini juga harus dilakukan atas modal dividen dan hutang dividen.



Akun-akun dalam siklus

Siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada perusahaan, berhubungan dengan perolehan pendanaan dalam bentuk hutang dengan beban bunga dan modal serta pembayaran kembali modal. Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal meliputi pembayaran bunga dan dividen. Berikut ini adalah akun-akun utama dalam siklus tersebut:
  • Wesel bayar
  • Hutang kontrak
  • Hipotek
  • Hutang obligasi
  • Beban bunga
  • Bunga masih harus dibayar
  • Kas di bank
  • Modal saham biasa
  • Modal saham preferen
  • Modal disetor di atas nilai pari
  • Modal donasi
  • Laba di tahan
  • Appropiasi laba di tahan
  • Saham tresuri
  • Dividen yang diumumkan
  • Hutang dividen
  • Perusahaan perorangan- akun modal
  • Persekutuan - akun modal
Prosedur audit untuk berbagai akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal, dapat lebih dipahami dengan mengambil beberapa contoh akun untuk dipelajari. Oleh karena itu, kami akan membahas:
  1. audit terhadap wesel bayar dan beban atas hutang bunga yang berhubungan dan beban bunga untuk mengilustrasikan modal berbunga
  2. saham biasa, modal disetor di atas nilai pari, laba di tahan dan dividen. Metodologi yang digunakan untuk menentukan pengujian terinci atas saldo akun modal sama dengan metode yang digunakan untuk semua akun lainnya. 




Wesel Bayar
Pengertian dan Akun Wesel Bayar

Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang dijamin oleh aktiva ataupun sama sekali tidak dijamin. Biasanya, suatu wesel di keluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga wesel yang jangka waktu nya lebih dari satu tahun.Wesel di keluarkan untuk berbagai maksud kekayaan yang dijaminkan meliputi berbagai jenis aktiva seperti efek efek, persediaan dan aktiva tetap.

Pembayaran pokok pinjaman dan bunga wesel tersebut harus sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk pinjaman jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga umumnya dilakukan pada saat hutang tersebut jatuh tempo; tetapi untuk pinjaman yang melebihi 90 hari, wesel biasanya mensyaratkan pembayaran bunga bulanan atau setiap triwulanan.

 Biasanya dilakukan pengujian terhadap pembayaran pokok pinjaman dan bunga sebagai bagian dari audit atas siklus perolehan dan pembayaran karena pembayaran bunga maupun pokok pinjaman atas siklus dalam jurnal pengeluaran kas. Tetapi karena frekuensinya relatif tidak begitu sering, transaksi-transaksi modal dalam berbagaikasus jarang disertakan dalm sampel penguijian atas transaksi. Oleh karena itu, pengujian terhadap transaksi-transasi tersebut biasanya dilakukan sebagai bagian dari siklus  perolehan dan pembayaran kembali modal.

Tujuan Audit
Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah
  • Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai
  • Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit atas transaksi yang telah ditetapkan.
  • Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak dapat diterapkan pada wesel bayar).


Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian intern yang penting atas wesel bayar:
  • Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman. Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran, dan aktiva yang dijaminkan harus  menjadi bagian dari perjanjian pinjaman yang diotorisasikan. Bila wesel tersebut diperpanjang, adalah penting bahwa prosedur otorisasi serupa diberlakukan seperti hal nya untuk penerbitan wesel baru.
  • Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman bungaPembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu rangkapan seperti halnya penerimaan faktur pemasok dan laporan penerimaan. Bagian hutang secara otomatis harus mengeluarkan cek untuk wesel yang telah jatuh tempo, sama halnya seperti penyiapan cek untuk pembelian barang jasa. Rangkapan wesel merupakan dokumen pendukung untuk pembayaran.
  • Dokumen dan catatan-catatan yang memadaiHal ini meliputi buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh seorang petugas yang bertanggung jawab. Wesel-wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan disimpan oleh karyawan yang berwenang untuk itu.
  • Verifikasi independen secara periodicSecara periodic, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci harus direkonsiliasikan dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan rinci.


Pada waktu yang sama, karyawan independen menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi
Pengujian terhadap transaksi-transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga.  Pengujian transaksi wesel bayar dan bunganya harus lebih menekankan pengujian terhadap empat pengendalian intern terpenting yang dibahas dalam bagian sebelumnya. Selain itu harus ada penekanan terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.

Prosedur Analitis
Prosedur analisis merupakan hal yang essensial untuk wesel bayar karena pengujian rinci atas beban bunga dan bunga hutang sering kali dapat dieliminasi bila hasilnya menguntungkan. Contoh prosedur analitis untuk wesel bayar dan akun-akun bunga yang berhubungan:

PROSEDUR ANALITIS
KEMUNGKINAN KEKELIRUAN
Hitung kembali taksiran beban bunga dengan dasar tingkat bunga rata-rata wesel bayar bulanan keseluruhan.
Salah saji beban bunga atau bunga terhutang, atau pengabaian wesel bayar beredar
Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya
Pengabaian atau salah saji wesel bayar
Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga terhutang tahun sebelumnya
Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau wesel bayar sebelumnya

Auditor memperkirakan beban bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata tingkat bunga, pengujian kelayakan beban bunga, serta juga pengujian pengabaian wesel bayar. Jika beban bunga actual secara material lebih besar dari taksiran auditor, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pembayaran bunga atas wesel bayar yang tidak dicacat.

Pengujian Rincian atas Saldo-saldo

Langkah awal yang umum dilakukan dalam audit wesel bayar adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terhutang yang diperoleh dari klien. 

Skedul ini biasanya memuat keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi untuk tahun berjalan secara keseluruhan baik untuk pokok pinjaman maupun bunga, saldo awal dan saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga, serta informasi yang jelas dan rinci mengenai wesel seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan aktiva yang dijaminkan. Bila selama tahun berjalan terdapat banyak transaksi yang melibatkan wesel bayar, kemungkinan skedul tersebut menjadi tidak memadai. Dalam keadaan seperti ini, auditor biasanya meminta klien untuk memeprsiapkan skedul wesel-wesel pada akhir tahun masih mempunyai saldo yang belum dilunasi. Skedul ini akan berisi keterangan mengenai setiap wesl, saldo akhir, dan bunga yang masih terhutang pada akhir tahun, termasuk jaminan serta tingkat bunga.

Tujuan nilai yang dapat direalisasi tidak dimasukkan dalam table karena tidak berlaku untuk wesel bayar. Skedul wesel bayar digunakan sebagai kerangka acuan untuk prosedur tersebut.

Dalam hal ini pun banyaknya pengujian yang dilakukan sangat bergantung pada materialitas wesel bayar dan efektifitas struktur pengendalian intern.
Tiga tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar adalah:
  • Seluruh wesel bayar yang ada telah disertakan (kelengkapan)
  • Wesel bayar dalam skedul dinilai dengan benar (keakuratan)
  • Wesel bayar telah disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)
Dua tujuan pertama penting karena bila terjadi suatu kesalahan saja, misalnya satu wesel diabaikan atau salah dicatat, nilai nya mungkin material. Penyajian dan pengungkapan penting karena prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan adanya catatan kaki yang memberi keterangan tetang jangka waktu wesel yang masih belum jatuh tempo dan aktiva yang dijaminkan. Jika perjanjian pinjaman menimbulkan pembatasan-pembatasan terhadap perusahaan, seperti misalnya saldo minimum kompensasi, atau pembatasa pembayaran dividen, maka hal-hal tersebut juga harus diungkapkan dalam catatan kaki.



Ekuitas Pemilik                
Pengertian dan Tinjauan Sekilas tentang Akun-akun

Perbedaan utama harus dibuat antara audit terhadap perusahaan publik dan perusahaan keluarga. Dalam kebanyakan perusahaan keluarga, hanya sedikt atau bahkan mungkin tidak ada transaksi akun ekuitas pemillik selama setahun yang bersangkutan, dan umumnya jumlah pemegang saham sedikit. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian deviden. Waktu yang digunakan utnuk verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit walaupun auditor harus melakukan pengujian terhadap catatan-catatan perusahaan.

Verifikasi terhadap ekuitas pemilik pada perusahaan public lebih rumit karena jumlah pemegang saham yang lebih banyak serta seringnya terjadi pergantian pemegang saham.




Tujuan Audit
Tujuan dari pemeriksa auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk menentukan apakah :
  • Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan mencukupi
  • Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit.
  • Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku)


Pengendalian Internal
Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu : otorisasi yang memadai atas transaksi, pencatatan yang memadai, pemisahan tugas antara antara pencatatan ekuitas pemilik dan penanganan kas serta sertifikat saham, dan penggunaan petugas serta agen penjualan saham yang bebas.

Otorisasi yang memadai untuk transaksi Karena masing-masing transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik biasanya material, sebagian besar transaksi ini harus disetujui oleh dewan direksi. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik berikut ini umumnya memerlukan otorisasi yang khusus.

TABEL  Tujuan Spesifik Audit Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Wesel Bayar dan Bunga

TUJUAN SPESIFIK AUDIT SALDO
PENYAJIAN ATAS RINCIAN SALDO YANG LAZIM
KETERANGAN
Wesel bayar dalam skedul wesel bayar cocok dengan berkas induk atau register wesel bayar klien, dan jumlah telah ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar (kecocokan rincian)
      Jumlahkan daftar wesel bayar untuk wesel bayar dan bunga yang masih harus di bayar
       Telusuri jumlahnya ke buku besar
       Telusuri masing-masing wesel bayar ke berkas induk
Seringkali prosedur-prosedur ini dilakukan untuk seluruh transaksi karena umumnya populasinya kecil.
Wesel bayar yang ada dalam skedul benar-benar ada (keberadaan)
       Konfirmasikan wesel bayar
       Periksa duplikat/copy wesel bayar mengenai otorisasinya
       Periksa risalah rapat mengenai persetujuan pengeluaran wesel bayar
Tujuan keberadaan tidak sepenting tujuan kelengkapan dan ketepatan
Seluruh wesel bayar yang ada telah dimasukkan dalam skedul wesel bayar (kelengkapan)
       Periksa wesel yang dibayarkan setelah akhir tahun untuk menentukan apakah pada tanggal neraca wesel bayar tersebut telah diakui sebagai hutang
       Minta konfirmasi standar bank yang menunjukkan secara khusus akan keberadaan wesel bayar kepada seluruh bank yang berhubungan dengan klien. (konfirmasi bank dibahas lebih jauh dalam bab 20)
       Telaah rekonsiliasi bank mengenai wesel bayar baru yang dikreditkan langsung ke rekening oleh bank. Dalam rekonsiliasi bank, wesel-wesel tersebut harus ditandai sebagai “pos-pos yang direkonsiliasi”. (rekonsiliasi bank juga dibahas lebih jauh dalam bab 20)
       Minta konfirmasi dari kreditur yang pernah memiliki wesel bayar klien di masa lalu tetapi sekarang tidak lagi termasuk dalam skedul. Ini sama dengan konsep “konfirmasi saldo nol” dalam hutang usaha.
       Minta konfirmasi standar untuk wesel bayar yang lazim dipakai (di Amerika, sesuai dengan Uniform Commercial Code, lihat contoh dalam gambar 19-4)
       Lakukan analisis beban bunga untuk menemukan pembayar kepada kreditur yang tidak terdapat dalam skedul. Prosedur ini otomatis dilakukan bila skedul yang dibuat sama seperti skedul Gambar 19-3. Karena seluruh pembayaran-pembayaran bunga dicocokan dengan buku besar
       Periksa apakah wesel bayar yang telah dibayar diberi tanda untuk meyakinkan bahwa wesel tersebut sudah tidak beredar. Wesel-wesel tersebut harus disimpan harus disimpan secara baik oleh klien
       Telaah risalah rapat direksi mengenai wesel yang telah disetujui untuk dikeluarkan tetapi tidak tercatat
         Tujuan ini penting untuk menemukan kekeliruan atau penuimpangan
         Tiga prosedur yang pertama dilakukan untuk hamper semua audit. Prosedur lain dilaksanakan hanya bila pengendalian internnya lemah
Wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar yang terdapat dalam skedul telah terhitung dengan tepat (ketapatan)
       Periksa duplikat wesel mengenai pokok dan tingkat bunganya
       Konfirmasikan wesel bayar, tingkat bunga, dan terakhir pembayaran kepada pemegang wesel
       Hitung kembali bunga terhutang
Dalam beberapa kasus, mungkin dipandang perlu untuk menghitung, dengan teknik nilai sekarang, tingkat bunga atau pokok wesel. Contohnya, bila peralatan dibeli dengan wesel bayar
Wesel bayar telah dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)
Periksa duplikat wesel untuk menemukan apakah wesel diberi tanggal pada atau sebelum tanggal neraca
Wesel harus dimasukkan dalam periode berjalan jika bertanggal pada atau sebelum tanggal neraca
Perusahaan berkewajiban untuk membayar wesel bayar (kewajiban)
Periksa wesel untuk menemukan apakah perusahaan memiliki kewajiban untuk membayarnya
Wesel bayar, beban bunga, dan bunga masih harus dibayar telah disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)
       Periksa duplikat wesel bayar
       Konfirmasikan
       Periksa catatan, risalah, dan konfirmasi bank mengenai pembatasan-pembatasannya
       Periksa neraca mengenai penyajian dan pengungkapan-pengungkapan atas bagian tidak lancer, hubungan afiliasi, harta yang dijaminkan untuk wesel, dan pembatasan-pembatasan yang timbul karena pengeluaran wesel
Penyajian laporan keuangan yang memadai termasuk pengungkapan dalam catatan kaki merupakan hal yang penting diperhatiakan untuk wesel bayar.

PENGELUARAN MODAL SAHAM Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah saham preferen atau saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitannya.

PEMBELIAN KEMBALI MODAL SAHAM Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen, waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi.

PERNYATAAN PEMBAGIAN DIVIDEN Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta tanggal pembelian dividen.



Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi. Jika suatu perusahaan melakukan sendiri pencatatan atas transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan harus mempunyai struktur pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa pemilik saham dicatat dalam catatan perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemilik saham per tanggal catatan dividen telah benar dan kemungkinan kecurangan karyawan diminimalkan. Untuk itu diperlukan penugasan personil yang tepat dan prosedur pencatatan yang memadai.

Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah (1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat saham, klien harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah dipenuhi. Contohnya ,nilai pari saham ,jumlah saham yang boleh diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan ,dan pajak terhadap penerbitan saham semuanya mempengaruhi penerbitan dan pencacatan saham .

   Pengendalian atas modal saham yang digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah penggunaan buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham .Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi perusahaan. Pencatatan suatu transaksi penjualan meliputi informasi mengenai sertifikat ,jumlah saham yang dikeluarkan ,nama pemegang saham dan tanggal penerbitan saham .Jika ada saham yang dibeli kembali ,buku sertifikasi saham harus mencatat saham yang dibeli kembali ,dan tanggal pembelian kembali saham tersebut. Buku besar pemegang saham merupakan catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu .Buku besar ini digunakan untuk mencek keakuratan buku sertifikasi saham dan saldo-saldo dalam buku besar serta digunakan sebagai dasar pembayaran deviden .

   Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden harus dikendalikan dengan cara yang sama seperti dibahas dalam Bab 15 (penyiapan dan pembayaran gaji) .Cek-cek pembayaran deviden harus disiapkan berdasarkan buku saham oleh pegawai yang tidak melakukan pencatatan dalam buku saham .Setelah seluruh buku cek disiapkan ,sebaiknya dilakukan verifiaksi secara independen terhadap nama pemegang saham ,jumlah seluruh cek dan rekonsiliasi antara jumlah total cek deviden dengan jumlah pembayaran dividen yang disetujui dalam notulen rapat .Dalam hal ini juga dapat digunakan suatu rekening dividen impress untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang telah diotorisasi .

Petugas dan agen pemindahan saham yang independen.Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal ,diharuskan menggunakan petugas catat yang bebas sebagai suatu alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah .Tanggungjawab petugas catat yang bebas adalah memastikan bahwa saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan kebijakan mengenai saham dalam akte pendirian perusahaan tersebut dan otorisasi dewan direksi .Petugas catat bertanggungjawab menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru dikeluarkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan ,dalam hal ada penggantian kepemilikan saham.

   Sebagai bagian perusahaan besar juga mengggunakan jasa agen pemindahan saham untuk melakukan pencatatan mengenai pemegang saham ,termasuk mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham .Penggunaaan agen pemindahan saham tidak hanya dimaksudkan sebagai alat pengendalian atas catatan-catatan saham ,karena sifatnya yang independen ,tetapi juga mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli .Disamping itu ,banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa agen pemindahan saham untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai kepada pemegang saham ,yang merupakan cara untuk meningkatkan struktur pengendalian intern.

Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari:
  • Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan)
  • Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan keakuratan)
  • Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan)
  • Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)

Dua yang pertama mengharuskan adanya pengujian transaksi dan dua yang terakhir mengharuskan pengujian rincian saldo .

Seluruh transaksi saham yang ada telah dicatat .Tujuan ini dengan mudah dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham .Auditor dapat meminta konfirmasi mereka mengenai transaksi-transaksi modal saham dan mengenai nilai dari transaksi-transaksi  saham tersebut .Penelitian terhadap notulen rapat ,terutama yang dibuat mendekati tanggal neraca dan pemeriksaan terhadap buku catatan saham klien ,dapat juga menunjukkan adanya pengeluaran dan pembelian kembali saham .

Transaksi saham yang dicatat benar dan dicatat dengan tepat. Pengeluaran saham baru secara tunai ,merjer dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham ,modal yang dihadiahkan dan saham yang dibeli kembali semuanya memerlukan audit yang ekstensif .Tanpa memperhartikan pengendalian intern yang ada ,umunya seluruh transaksi modal saham diverifikasi karena nilainya yang material dan sifat permanen di dalam catatan .Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi .

            Ketetapan nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang .(Dalam hal pembelian kembali saham ,jumlahnya ditelusuri ke dalam jurnal pengeluaran aks ).Selain itu ,auditor harus memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari atau nilai modal saham ditetapkan .

      Jika transaksi-transaksi saham melibatkan dividen saham ,pembelian aktiva dengan saham ,merjer atau transfer saham yang tidak melibatkan uang tunai lainnya ,verifikasi terhadap penilaian mungkin lebih sulit dilakukan .Untuk transaksi-transaksi jenis ini auditor harus yakin bahwa klien telah menghitung jumlah pengeluaran saham dengan benar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum .MIsalnya ,dalam mengaudit suatu transaksi merjer yang besar ,auditor harus menilai apakah transaksi ini merupakan pembelian perusahaan atau penggabungan perusahaan .Seringkali diperlukan penelaahan seksama untuk menentukan metode yang tepat ,perlu dilakukan verifiaksi untuk mengetahui apakah nilai transaksi telah dihitung dengan tepat.

Modal saham dicatat dengan tepat. Saldo akhir dalam akun modal diverifikasi ,mula-mula  dengan menentukan jumlah saham beredar pada tanggal neraca .Konfirmasi dari agen pemindahan saham merupakan carfa verifikasi termudah .Jika tidak ada agen pemindahan saham ,auditor harus mengandalkan pada pemeriksaan atas catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham ,meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham ,meneliti sertifikat yang diabtalkan dan menghitung sertifikat kosong .Setelah auditor yakin bahwa jumlah saham yang beredar benar ,nilai pari yang dicatat dalam akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham dengan nilai dari saham .Saldo akhir dalam akun modal disetor di atas niali pari saham yangmerupakan nilai sisa .Akun ini diaudit dengan verifikasi terhadap jumlah transaksi yang dicatat selama tahun yang bersangkutan dan menambahkan atau mengurangkan jumlahnya dari saldo awal akun tersebut .

            Pertimbangan penting dalam penilaian modal saham adalah verifikasi terhadap jumlah saham yang digunakan dalam menghitung laba per lembar saham .Jika hanya ada satu jenis saham dan sejumlah kecil transaksi saham ,tidak sulit menetukan jumlah saham yang benar dalam menghitung laba per saham .Masalahnya,menjadi rumit jika ada saham yang dapat diubah menjadi obligasi ,opsi saham atau surat jaminan .Penting sekali adanya pemahaman terhadap PSAK No. 21 (di Amerika : APB No. 15) sebelum jumlah saham utama maupun saham yang dipecahkan dapat diverifikasi .

Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai. Sumber informasi paling penting dalam menentukan apakah  modal saham telah diungkapkan secara memadai adalah akte pendirian perusahaan ,notulen rapat dewan direksi ,dan analisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham .Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap golongan saham ,termasuk informasi mengenai jumlah saham yang diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus dari setiap jenis saham tertentu .Penyajian dan pengungkapan yang layak tentang opsi saham ,waran dan saham konvertibel harus diverifikasi dengan memeriksa dokumen-dokumen hukum atau bahan bukti lain yang membuktikan adanya peraturan-peraturan tentang hal-hal tersebut di atas.


Audit atas Dividen

Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir .Kecuali jika ada hutang dividen .
Keenam tujuan spesifik audit atas ktransaksi tetap relevan untuk deviden .Tetapi ,biasanya dividen diaudit seluruhnya dan jarang timbul masalah .Berikut ini adalah tujuan-tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen ,termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen .
  • Dividen yang dicatat benar ada (keberadaan)
  • Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)
  • Dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
  • Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah benar ada (keberadaan)
  • Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)

Keberadaan atas dividen yang dicatat dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi menganai jumlah dividen per saham dan tanggal pembayaran dividen .Pada waktu meneliti notulen rapat dewan direksi untuk memverifikasi dividen yang diumumkan .auditor harus berhati-hati teerhadap kemungkinan adanya pengumuman dividen yang tidak dicatat ,terutama mendekati tanggal neraca .Suatu prosedur audit yang berhubungan dengan itu adalah menelaah arsip kertas kerja audit untuk melihat apakah ada pembatasan terhadap pembayaran dividen ,dalam perjanjian obligasi atau ketentuan mengenai saham preferen .

Ketepatan penilaian suatu pengumanan pembayaran dividen dapat dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham yang beredar .Jika klien menggunakan agen pemindahan saham untuk membagikan dividen ,jumlah totalnya dapat dapat ditelusuri ke dalam jurnal pembayaran kas kepada agen dan juga dengan mengkonfirmasikannya .

Jika klien membuat catatan-catatan dividend an membayar dividen sendiri ,auditor dapat meverifikasi jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan melihat catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan .Selain itu ,perlu dilakukan verifikasi untuk melihat apakah pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal pencatatan dividen .Auditor dapat menguji hal ini dengan memilih suatu sampel pembayaran dividen yang dicatat dan menelusuri nama penerima uang pada cek yang telah dibatalkan oleh bank pada catatan dividen ,untuk meyakinkan bahwa pemenerima uang memang berhak .Pada saat yang sama dapat dilakukan verifikasi terhadap jumlah dan keaslian cek dividen tersebut .

Pengujian terhadap hutang dividen harus dilakukan bersamaan dengan dividen yang diumumkan .Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai hutang .


Audit atas Laba Ditahan

Bagi sebagian besar perusahaan ,satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih untuk tahun berjalan dan dividen yang diumukan .Tetapi mungkin pula ada koreksi terhadap laba tahun-tahun sebelumnya ,penyesuaian terhadap transaksi-transaksi tahun sebelumnya yang dikredit atau dibebankan langsung terhadap laba ditahan dan pembuatan atau penghapusan apropriasi laba di tahan.

Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk seluruh tahun yang bersangkutan .Skedul audit yang menunjukkan analisis itu ,yang biasanya merupakan bagian dari arsep permanen ,meliputi keterangan tentang setiap transaksi yang mempengaruhi akun laba ditahan .

Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun yang bersangkutan (atau pendebitan yang disebabkan kerugian) dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada perhitungan laba rugi .Prosedur ini tentu saja harus dilakukan pada saat-saat terakhir auditing seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih diselesaikan .

Salah satu pertimbangan yang penting dalam mengaudit pendebitan dan pengkreditan terhadap laba ditahan ,selain disebabkan oleh laba bersih dan dividen ,adalah menentukan apakah transaksi tersebut harus dimasukkan ,sebagai contoh ,penyesuain periode lalu hanya dapat dimasukkan ke dalam laba ditahan jika transaksi tersebut sesuai dengan PSAK No. 21 (di Amerika :APB Opinions dan FSAB Statement).

Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapa diklasifikasikan sebagai transaksi laba ditahan,langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi tersebut benar .Bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji apakah penilaian dilakukan dengan benar bergantung pada sifat transaksi .Jika ada peraturan yang mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi ,jumlah apropriasi yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi .Jika terdapat suatu kerugian besar yang dibebankan pada laba ditahan karena tidak digunakannya lagi suatu pabrik ,bahan baku yang diperlukan untuk menentukan besarnya kerugian dapat meliputi sejumlah besar catatan dan dokumen pabrik tersebut .

Perhitungan penting lainnya dalam audit terhadap laba ditahan adalah menilai apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi belum dicatat .Contohnya jika diumumkan pembayaran dividen berupa saham ,nilai pasar dari saham yang dikeluarkan harus dikapitalisasi dengan mendebitkan ke laba ditahan dan kredit ke modal saham .Demikian pula jika dalam laporan keuangan tercakup apropriasi laba ditahan ,auditor harus menilai apakah masih diperlukan aprpropriasi pada tanggal neraca. Contohnya ,apropriasi laba ditahan untuk dana pelunasan obligasi harus dihapuskan ,jika obligasinya telah dibayar, yaitu dengan mengkreditkan laba ditahan.

Hal penting dalam mennetukan apakah laba ditahan  diungkapkan dengan benar dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran dividen .Seringkali perjanjian dengan bankir ,pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumnlah dividen yang dapat dibayarkan oleh klien .Pembatasan-pembatasan ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.






DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens and James K. Loebbecke ., 1999, di adaptasi oleh Amir Abadi Jusuf, "Auditing, Pendekatan Terpadu", Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


Ikatan Akuntan Indonesia., 2001, "Standar Profesional Akuntan Publik.", Yogyakarta : Bagian Penerbitan STIE YKPN