Rabu, 02 April 2014

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah suatu catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan, institusi, atau lembaga dalam suatu periode akuntansi yang dapat dijadikan acuan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang baik biasanya meliputi:

1. Neraca (Balance sheet)

Neraca disebut juga posisi keuangan, berarti neraca berguna untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu (a moment of time). Biasanya tanggal tertentu tersebut jatuh per 31 Desember. Posisi keuangan yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan modal.

AKTIVA = KEWAJIBAN (UTANG) + MODAL

2. Laporan laba/rugi (Income Statement)

Pada dasarnya laporan laba rugi adalah laporan yang berisi tentang kemampuan atau kinerja perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada suatu periode akuntansi. Unsur-unsur yang dijabarkan dalam laporan keuangan diantaranya unsur pendapatan dan beban-beban perusahaan yang nantinya akan menghasilkan laba atau rugi perusahaan.

3. Laporan arus kas (Cashflow)

Laporan arus kas menunjukkan adanya arus kas masuk dan arus kas keluar dari suatu perusahaan. Laporan arus kas disajikan selama periode tertentu dan diklasifikasikan sesuai dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling tepat dengan bisnis perusahaan tersebut.

Tujuan analisa

Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan apabila telah diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan analisa lebih lajut untuk memperoleh data yang akan mendukung dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan dengan melakukan penelaahan, mempelajari hubungan, serta tendensi atau kecenderungan (trend) yang akan membantu dalam menentukan posisi keuangan perusahaan dan hasil operasi perusahaan.

Faktor utama yang memperoleh perhatian khusus dalam analisis adalah

1. Likuiditas

Memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat dilakukan penagihan. Likuid diartikan suatu perusahaan dapat membayarkan kewajibannya dengan tepat waktu. Sedangkan illikuid diartikan suatu perusahaan yang tidak bisa dengan segera membayar kewajibannya ketika dilakukan penagihan.

2. Solvabilitas

Ini menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi, baik dalam jangka pendek atau panjang. Istilah “solvabel” berarti perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya ketika dilikuidasi. Sedangkan “insovabel” berarti jumlah aktiva suatu perusahaan kurang dari atau lebih kecil dari jumlah hutangnya.

3. Rentabilitas atau profitability

Penggunaan aktiva yang diperuntukan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Untuk mengetahui rentabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba dengan jumlah aktiva atau modal dalam suatu periode tertentu.

4. Stabilitas usaha

Menunjukkan kestabilan perusahaan dalam menjalankan usahanya, kestabilan ini dapat diukur dengan:

- Kemampuan dalam membayar beban bunga yang timbul karena utang perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang tepat waktu.

- Kemampuan dalam membayarkan deviden tanpa adanya hambatan atau krisis keuangan perusahaan.

Metode dan Teknik Analisa

Fungsi dari metode dan teknik analisa adalah untuk mengukur keterikatan atau hubungan akun-akun yang ada pada laporan, hal ini membantu mengetahui perubahan


yang terjadi pada masing-masing akun apabila diperbandingkan dengan:
1. Laporan yang diperoleh dari beberapa periode (analisis historis)
2. Laporan keuangan yang telah dibudgetkan (analisa variance)
3. Laporan keuangan pada perusahaan lainnya (analisa rata-rata industri)

Setiap metode dan teknik analisa mempunyai tujuan untuk menyederhanakan data sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Beberapa macam metode analisa:

1. Analisa Horisontal (analisa dinamis)

Metode ini menggunakan metode perbandingan laporan keuangan dalam beberapa periode, sehingga perkembangannya akan diketahui.

2. Analisa Vertikal (analisa statis)

Metode ini akan menghasilkan analisa dalam satu periode saja dan tidak mengetahui perkembangannya. Analisa ini akan memperbandingkan antar akun pada laporan keuangan, oleh sebab itu yang akan diketahui hanya keadaan keuangan dan hasil operasi ketika periode itu saja.

Berikut beberapa teknik analisa yang digunakan dalam analisis laporan keuangan:

1. Analisa perbandingan laporan keuangan

Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih dengan cara menunjukkan:

- Data absolut (jumlah-jumlah satuan mata uang)

- Kenaikan dan penurunan pada satuan mata uang

- Kenaikan dan penurunan pada persentase

- Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio

- Persentase total

Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

2. Trend atau Tendensi

Untuk mengetahui tentang kemajuan perusahaan dan tendensi posisi perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk persentase atau tren percentage analysis, apakah posisi tendensi tetap, naik atau turun.

3. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja

Digunakan untuk mengetahui sumber-sumber modal kerja, penggunaan dan perubahan modal kerja pada periode tertentu.

4. Laporan persentase per komponen (common size statement)

Berguna untuk mengetahui besarnya persentase investasi di masing-masing aktiva, mengetahui komposisi beban, struktur permodalan yang dikaitkan dengan jumlah penjualannya.

5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)

Matode analisa ini membantu mengetahui dari mana sumber-sumber dan uang kas digunakan, serta mengetahui perubahan dari jumlah uang kas pada periode tertentu.

6. Analisa Ratio

Dengan metode analisa ini akan mengetahui hubungan antara akun-akun tertentu pada neraca.

7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis)

Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, atau perubahan laba kotor dalam periode tertentu dengan laba yang telah dibudgetkan dalam periode tersebut.

8. analisa titik impas (break even point)

Berguna untuk menganalisa pencapaian tingkat penjualan supaya perusahaan tidak mengalami kerugian, namun juga tidak mendapatkan keuntungan. Analisa BEP akan mengetahui berbagai tingkat kerugian atau keuntungan dalam berbagai tingkat penjualan.

0 komentar:

Posting Komentar